Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kemiskinan Ekstrem

BKKBN Pasok Data Pengentasan "Stunting"

Foto : ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari

Ilustrasi-Seorang bidan desa sedang mengukur tinggi anak sebagai salah satu upaya untuk memetakan keluarga berisiko stunting di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Minggu (16/7).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memasok data yang lengkap, akurat, dan terbarui (up to date) guna mengatasi stunting, kemiskinan ekstrem, serta permasalahan sosial ekonomi lainnya. Dari hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2023, jumlah jumlah entitas keluarga yang tercatat di seluruh Indonesia pada 2023 sebanyak 72.516.889 Kepala Keluarga.

"Data bukan segala-galanya, tetapi tanpa data kita tidak bisa apa-apa," ujar Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, saat memberikan sambutan pada Forum Data Keluarga Nasional, di Jakarta, Selasa (28/11).

Dia menambahkan, pada 1 September 2023 hingga 31 Oktober 2023, BKKBN melaksanakan verifikasi dan validasi data keluarga berisiko stunting. Jumlah keluarga berisiko stunting tahun 2023 semester pertama sebanyak 13.123.4182 dan semester kedua berjumlah 11.349.212 keluarga.

"BKKBN menemukan jumlah keluarga berisiko stunting di Indonesia pada semester pertama dan kedua tahun 2023 menurun sebesar 1,77 juta keluarga," jelasnya.

Progres Positif

Hasto mengungkapkan, memasuki bonus demografi terutama tahun 2030, Indonesia harus bisa meningkatkan kualitas SDM.

Menurutnya, Pendataan Keluarga ini harus dipakai menjadi data yang hidup untuk kemudian bisa membuat perencanaan, termasuk pemberian intervensi.

Dia menambahkan, dari hasil pemutakhiran PK 2023 ini, indikator kinerja utama BKKBN tahun 2023 menunjukkan progres yang positif. Meskipun terdapat beberapa indikator yang masih harus dikejar, prevalensi pemakaian kontrasepsi modern sekarang mencapai 60,4 persen.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, menyebut pemutakhiran data ini menjadi salah satu kunci suksesnya program percepatan penurunan stunting.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top