BKKBN Babel Gandeng Kampus Dampingi Penanganan Stunting Bangka Barat
BKKBN Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan kegiatan pemantauan dan evaluasi percepatan penanganan stunting di Kabupaten Bangka Barat.
Foto: antaraBadan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bekerja sama dengan perguruan tinggi melakukan pendampingan terhadap tim untuk mendukung upaya percepatan penanganan dan penurunan stunting di Kabupaten Bangka Barat.
Direktur Pascasarjana Universitas Anak Bangsa (UAB) Kepulauan Babel Dedek Sutinbuk di Mentok, Selasa, mengatakan pihaknya telah melakukan pendampingan hingga di tingkat Rukun Tetangga (RT) agar kader semakin paham dan terampil untuk mendampingi para orang tua anak stunting.
"Bahkan kami telah melakukan penelitian terhadap jumlah kasus stunting dan pola penanganan yang dinilai tepat di Kecamatan Simpangteritip, Kabupaten Bangka Barat, dengan lokus di dua desa yaitu Desa Simpangtiga dan Kundi," katanya.
Dalam melakukan pendampingan, tim UABBabel langsung mendampingi para kader yang berada di tingkat RT. Selain itumemberikan pelatihan bagi kader-kader posyandu agar bisa mengawal tumbuh kembang bayi usia di bawah dua tahun (baduta) di wilayah kerja masing-masing.
Dengan demikian diharapkan sejumlah desa yang masih ditetapkan sebagai lokus stunting di Kabupaten Bangka Barat dapat diterapkan program yang sama agar percepatan penurunan stunting tercapai maksimal.
"Beberapa program yang sudah dijalankan dinilai cukup efektif untuk percepatan penurunan stunting di dua desa tersebut, karena tim bisa lebih maksimal dan tepat sasaran melakukan intervensi terhadap anak stunting," katanya.
Berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, di Kabupaten Bangka Barat terdapat 33,2 persen bayi usia di bawah lima tahun (balita) mengalami stunting, dengan lokus 10 desa di tiga Kecamatan. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dibandingkan dengan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting mengalami kenaikan sebesar 0,1 persen.
Sedangkan berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) mengalami penurunan setiap tahunnya, prevalensi stunting Kabupaten Bangka Barat berdasarkan data EPPGBM per April 2024 sebesar 7,3 persen.
Dalam upaya percepatan penanganan stunting di Kabupaten Bangka Barat, Ketua Tim Kerja Hubungan antarlembaga, Advokasi Komunikasi Informasi dan Edukasi, serta Kehumasan BKKBN Perwakilan Kepulauan BabelAsmira Masnun memberikan masukan kepada Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kabupaten Bangka Barat agar segera melakukan rapat koordinasi untuk menyinergikan program kerja lintas sektoral.
"Upaya menguatkan sinergisitas program kerja lintas sektoral dalam upaya menjalankan langkah-langkah percepatan penurunan stunting yang telah disusun penting dilakukan agar aksi bisa segera direalisasikan sehingga angka prevalensi stunting di Bangka Barat dapat semakin turun di akhir 2024," katanya.
BKKBN Perwakilan Babel juga secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi agar intervensi yang dilakukan di pemerintah kabupaten/kota bisa cepat dan tepat sasaran.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 3 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 4 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 5 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di BunĀdesliga