Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ritel BBM - Saat Ini, 80% Pasar SPBU Dikuasai Pertamina

Bisnis SPBU Kian Kompetitif

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Persaingan bisnis stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia semakin ketat. Terbaru, PT Total Oil Indonesia secara resmi menutup seluruh fasilitas SPBU-nya di Indonesia sejak akhir tahun lalu.

Pengamat Energi dari Energi Watch, Mamit Setiawan, mengatakan persaingan bisnis SPBU ini semakin hari memang semakin ketat. Terlebih lagi, dengan hadirnya BP dan juga Vivo selain Shell, Total semakin tertekan.

"Terlebih lagi, masyarakat kita kurang terlalu mengenal Total sebagai salah satu SPBU yang ada di Indonesia mengingat minimnya promosi yang dilakukan oleh Total," ujar Mamit kepada Koran Jakarta, Jumat (7/5).

Menurut Mamit, masyarakat lebih suka dengan merek besar seperti Shell karena banyak promosi dan juga BP AKR yang sekarang mulai gencar membuat cabang di beberapa wilayah di Jadetabek. Vivo masih terkenal karena mengeluarkan produk murah dengan ron 89 mereka menjadi promosi gratis juga untuk BBM jenis lain.

Produk Total oleh pengguna kendaraan juga kurang menarik jika dibandingkan SPBU swasta lainnya. "Saya kira itu yang menyebabkan Total harus menutup semua SPBU mereka di Indonesia,"ujar dia.

Lebih lanjut, Mamit mengatakan bisnis SPBU ritel masih sangat menarik. Terbukti, BP bersama AKR mencoba mencari ceruk pasar dari SPBU swasta dan Pertamina dan sepertinya mereka berhasil mengambilnya. Jumlah kendaraan bermotor setiap tahun mengalami peningkatan dan pastinya ini menjadi peluang dalam bisnis ritel SPBU.

Sebelum pandemi, SPBU Total sudah mulai ditinggalkan. Pandemi memperparah kembali kondisi yang ada karena mobilitas yang dikurangi. "Jadi bukan karena pandemi Total menutup SPBU mereka, tetapi karena memang mereka tidak mampu bersaing dan akhirnya pandemi harus menyudahi kiprah Total di bisnis ritel, sama seperti Petronas," ucap Mamit.

Terkonsentrasi di Jawa

Penguasaan pasar SPBU saat ini 80 persen oleh Pertamina karena swasta belum ada yang bermain di luar Jawa, kecuali AKR untuk penugasan, meskipun sekarang pada tutup. Karena memang ceruk terbesar ada di Pulau Jawa.

Tetapi ke depan, lanjut dia, proses pembangunan infrastruktur dan persaingan harga dengan Pertamina untuk di luar Jawa menjadi pertimbangan.

"Mungkin ke depan, dengan semakin bertambahnya populasi kendaraan di luar Jawa menjadi pemacu SPBU swasta untuk gencar membangun di sana," ujar dia.

Adapun Total Oil Indonesia merupakan unit bisnis perusahaan energi asal Prancis. Perusahaan ini masuk ke bisnis SPBU sejak tahun 2009. Ada 18 SPBU total yang tersebar di wilayah Jabodetabek serta Bandung.

Marketing Manager Total Oil Indonesia, Magda Naibaho, mengatakan bahwa penutupan 18 SPBU itu tidak dilakukan secara serentak. Penutupan terakhir akhir tahun lalu. "Ini merupakan strategi bisnis Total secara global," pungkas Magda.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top