Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bisnis Hotel di Yogya yang Saat Ini Sekarat Butuh Bantuan

Foto : Istimewa

Ilustrasi kamar hotel.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Oksigen ternyata tak hanya dibutuhkan oleh pasien korona delta, tapi bisnis hotel di Yogya juga sangat membutuhkannya.

Demikian diungkapkan Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono, saat dihubungi, Minggu (18/7).

Deddy mengatakan dari semua kebijakan pengetatan dan pembatasan yang telah diterapkan sejak awal pandemi Covid-19, kebijakan PPKM Darurat ini lebih berat dampaknya sehingga sangat memukul sektor perhotelan maupun restoran.

"Jadi tidak hanya oksigen medis bagi pasien Covid-19 yang kritis, pelaku bisnis perhotelan dan restoran di DIY pun kekurangan 'oksigen' untuk bertahan hidup, ini serius sekali, kita sekarat," paparnya.

PHRI diakui Deddy sangat mendukung program PPKM Darurat, tapi kalau kebijakan ini akan diperpanjang harus ada solusi bagi bisnis perhotelan maupun restoran di DIY demi keberlangsungan hidup.

"Dampaknya sudah sangat berat, kami kesulitan bernafas dengan capaian okupansi hanya di kisaran 0 sampai dengan 6 persen sehingga harus melakukan efisiensi yang lebih termasuk merumahkan tenaga kerja," jelasnya.

Menurut Deddy, Menteri Pariwisata dan Menkeu harus bisa memberi solusi yang dibutuhkan perhotelan dan restoran di antaranya stimulus atau dana hibah digulirkan kembali, bebas abonemen atau subsidi kelistrikan serta keringanan pembayaran BPJS Kesehatan maupun Ketenagakerjaan.

"Kita ini sangat butuh 'oksigen', karena sudah sekarat semua, padahal oksigennya sama dengan oksigen kesehatan yang sangat langka saat ini. Kita antri oksigen (kredit) di bank banyak ditolaknya karena dianggap sudah tidak punya harapan hidup. Ini menjadikan kita sangat sulit bertahan hidup, jangankan bangkit bernafas untuk hidup saja kita kesulitan sekarang, termasuk mempertahankan karyawan dan properti," paparnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top