Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Biofarma Akan Produksi Alat Tes COVID-19 Baru Dengan Cara Berkumur

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

PT Biofarma akan merilis alat uji deteksi COVID-19 dengan cara berkumur, yang diberi nama Bio Saliva. Metode kumur disebut jauh lebih nyaman untuk mendeteksi keberadaan SARS-CoV-2 dalam tubuh pasien dengan atau tanpa gejala.

Honesti Basyir Direktur PT Biofarma mengatakan, alat terbaru itu akan diproduksi sebanyak 40.000 unit per bulan pada tahap awal. Produk ini mampu mendeteksi semua virus yang tengah berkembang ditubuh.

"Yang kumur-kumur itu baru akan kita produksi sekitar 40.000 unit per bulan. Khusus Bio Saliva ini produk terbaru yang bisa mendeteksi semua virus yang sekarang sedang berkembang di Indonesia," katanya dalam rapat bersama DPR, Rabu (7/7/2021).

Kenaikan kasus infeksi yang tengah terus semakin naik membuat Biofarma belum bias menetapkan harga yang cocok untuk alat ini. Perusahaan BUMN ini akan mengajukan harga awal kepada BPKP yang kemudian akan langsung disebar ke pasar. "Harganya sedang kita usulkan kepada BPKP nanti kita dapatkan HET dari Kemenkes. Sekarang lagi kita lakukan uji di beberapa laboratorium untuk uji akurasinya," jelasnya.

Honesty mengatakan kalau harga Bio Saliva ini akan lebih mahal dengan rapid test antigen yang saat ini banyak dipakai masyarakat. "Harga pasti tidak murah, karena standarisasinya lebih tinggi," katanya.

Di dalam keterangan resmi yang diterima sebelumnya, pengembangan Bio Saliva melibatkan 400 lebih sampel dari pasien positif Covid-19, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap, serta riset validasi selama tujuh bulan.

Uji validasi telah selesai dilakukan bersama-sama dengan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip), Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi (RSDK), dan telah memeroleh izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada 1 April 2021 dengan Nomor Kemenkes RI AKD 10302120673.

Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik juga telah menggelar seminar nasional yang membedah keunggulan dan kekurangan produk metoda kumur Bio Saliva pada awal Mei 2021, dan dihadiri secara daring (online) ribuan dokter dan tenaga kesehatan.

Sampel yang digunakan dalam proses pengembangan Bio Saliva, seluruhnya berasal dari pasien Covid-19 di Indonesia. Sehingga memiliki kesesuaian dengan penduduk di tanah air.

Bio Saliva dapat mendeteksi hingga angka Ct 40 dan memiliki kinerja yang sangat baik untuk Ct value kurang dari 35 dengan sensivitas hingga 93.57 persen. Hal ini tentunya menjadikan Gargle-PCR sebagai alternatif selain standar emas swab test dengan mencari sampel di hidung dan mulut menggunakan PCR kit yang memiliki sensitivitas hingga 95 persen.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top