Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Energi Terbarukan I Produksi Minyak Nabati Mampu Kurangi Impor Bahan Bakar Minyak

Biodiesel Tak Beratkan Konsumen

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Implementasi biodiesel 30 (B30) diharapkan tidak memberatkan pengguna atau konsumen, terutama di bidang industri otomotif.

JAKARTA - Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengharapkan industri otomotif tidak merasakan beban tambahan pada biaya perawatan dalam implementasi energi terbarukan, Biodiesel 30 (B-30). Begitu pun konsumen tidak merasakan penurunan kualitas bahan bakar ketika digunakan.

"Di samping biaya perawatan juga jangan sampai mengurangi kinerja bahan bakar yang terlalu jauh," ungkap Kepala Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, dalam diskusi soal penerapan B30, di Jakarta, Rabu (17/7).

Menurut Dadan, pemerintah akan terus memantau perkembangan implementasi B-30. Program ini diharapkan terwujud karena dalam implementasi B-20 persoalan itu tidak terjadi. Kendati begitu, Dadan optimistis kendaraan nasional akan siap menerapkan B-30.

Pemerintah, menurut Dadan, bersama stakeholder terkait lainnya, tengah menggelar uji coba terkait penerapan B-30. Uji coba ditargetkan selesai pada pertengahan Oktober mendatang. Uji coba itu untuk kandungan campuran biodiesel terutama monogriserida. "Jika cocok maka akan digunakan, namun kalau tidak terpaksa dipakai biodiesel yang standarnya lebih tinggi dari yang digunakan di luar negeri."

Kendati begitu, Dadan memastikan, penerapan B-30 dapat mengurangi porsi impor bahan bakar Indonesia. Jika B-30 diterapkan, impor solar akan berkurang, bahkan tahun depan sudah tidak perlu impor untuk solar lagi karena produksi Pertamina juga sudah mulai menambah untuk solar.

Tercatat, kebutuhan solar dalam negeri sekitar 30 juta kilo liter dalam setahun. Dengan pemanfaatan biodiesel saat ini (B-20), sekitar enam juta kilo liter FAME (Fatty Acid Methyl Esters) dapat menggantikan solar. FAME merupakan minyak nabati yang telah melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Hal ini diyakini dapat menghemat hingga 3 miliar dollar AS.

Tekan Impor

Pemerintah meyakini perlu adanya upaya keras terus-menerus untuk mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Pasalnya, kebutuhan akan BBM terus meningkat dan jika tidak diimbangi dengan ketersediaan di dalam negeri maka kebutuhan impor akan membesar.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, mengatakan pemerintah bersama PT Pertamina (Persero) telah melakukan sejumlah upaya demi menekan impor minyak. Salah satunya melalui penggunan bahan bakar nabati (BBN). Bagi Mamit, upaya meningkatkan penggunaan biodiesel merupakan langkah yang tepat untuk mengurangi impor BBM.

"Kebijakan menggunakan FAME sebesar 30 persen juga membantu mengurangi impor migas. Apa lagi saat ini lifting migas masih belum sesuai dengan target dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Demikian juga dengan penemuan cadangan migas baru,"ungkap Mamit.

Diketahui, PT Pertamina memproyeksi impor gasoline terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2019 diperkirakan mencapai 351 ribu Barrel Oil per Day (BOPD), lebih tinggi dari tahun lalu sebesar 324 ribu BOPD. Sementara secara keseluruhan, perusahaan migas menargetkan penjualan BBM tahun ini sebanyak 48,86 juta kiloliter dengan realisasi hingga Juni 2019 sebesar 25 juta kiloliter. ers/E-12

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top