Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Proyek Infrastruktur

Biden Akan Tambah Anggaran US$ 3 Triliun

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, akan mempertimbangkan penambahan anggaran belanja pemerintah sebesar tiga triliun dollar AS untuk investasi infrastruktur, energi bersih, dan pendidikan.

Dukungan fiskal tambahan untuk pemulihan AS ini adalah kelanjutan janji kampanye Biden pada 2020, untuk mengatasi beberapa defisiensi struktural utama yang melanda ekonomi AS. Kebijakan ini akan dibarengi dengan kenaikan pajak pada rumah tangga kaya dan perusahaan AS.

Rencana ini akan mewakili tahap kedua dari agenda ekonomi ambisius Biden, setelah Kongres menyetujui rencana stimulus senilai 1,9 triliun dollar AS untuk memberikan bantuan sesegera kepada rumah tangga AS selama pandemi.

"Presiden Biden dan timnya sedang mempertimbangkan berbagai opsi potensial tentang bagaimana berinvestasi dalam keluarga pekerja dan mereformasi kode pajak kita sehingga itu memberi penghargaan pada pekerjaan, bukan kekayaan," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, Senin (22/3) waktu setempat.

"Pembicaraan itu sedang berlangsung, jadi spekulasi apa pun tentang proposal ekonomi di masa depan terlalu dini dan bukan cerminan dari pemikiran Gedung Putih," ujarnya.

Sebelumnya, Biden mengatakan bahwa ia ingin mempresentasikan paket investasi jutaan dollar pada awal Februari lalu. Tetapi, rencana itu dengan cepat dikesampingkan karena pejabat Gedung Putih dan anggota parlemen fokus untuk meloloskan paket stimulus pandemi senilai 1,9 triliun dollar AS.

Sulit Lolos

Persetujuan Kongres yang semakin kuat untuk putaran baru pengeluaran besar-besaran ini mendapat selisih dukungan tipis dari mayoritas Demokrat di DPR, dan Senat. Kebijakan ini mungkin lebih sulit lolos daripada untuk paket stimulus.

Meskipun Partai Republik di Capitol Hill sering menyatakan minatnya untuk menyetujui lebih banyak belanja infrastruktur, mereka menolak keras kenaikan pajak dan inisiatif belanja domestik lainnya.

Selama kampanye kepresidenan, Biden mengusulkan untuk menaikkan tarif pajak perusahaan dari 21 persen menjadi 28 persen, serta menaikkan pajak individu atas orang AS yang berpenghasilan lebih dari 400.000 dollar AS per tahun.

"Kuda Troya untuk kenaikan pajak besar-besaran dan pembantaian lapangan kerja lainnya, kebijakan sayap kiri," kata pemimpin minoritas Senat Republik, Mitch McConnell, mengkritik rencana investasi Gedung Putih itu.

McConnell kemudian merujuk kembali pada kebijakan ekonomi mantan Presiden Donald Trump, dengan mengatakan bahwa kebijakan tersebut telah memberikan hasil yang lebih baik di era pra-pandemi.

"Upah tumbuh lebih cepat di bagian bawah daripada di atas. Pengangguran berada di posisi terendah dalam sejarah. Pekerja Amerika adalah komoditas panas dan mendapatkan kompensasi yang sesuai," katanya. n SB/ft/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top