Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Bom Kabul

Biden Akan Buru Penyerang yang Tewaskan 13 Tentara Amerika Serikat

Foto : JIM WATSON / AFP

MEMBURU PEMBOM I Presiden AS, Joe Biden berbicara tentang serangan teror di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kamis (26/8). Biden, berjanji memburu mereka yang bertanggung jawab atas ledakan menewaskan sedikitnya 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, berjanji memburu mereka yang bertanggung jawab atas ledakan di Bandara Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8). Ledakan itu menewaskan sedikitnya 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil.

"Kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan melupakan. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayarnya," kata Biden di Gedung Putih, Washington, beberapa jam setelah ledakan tersebut.

Biden telah meminta Pentagon untuk mengembangkan rencana untuk menyerang balik mereka.

ISIS Khorasan (ISIS-K), afiliasi militan yang sebelumnya memerangi pasukan AS di Suriah dan Irak, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Biden berjanji evakuasi akan terus berlanjut. "Kami tidak akan dihalangi oleh teroris. Kami tidak akan membiarkan mereka menghentikan misi kami. Kami akan melanjutkan evakuasi," katanya.

Wakil Presiden, Kamala Harris, membatalkan rencananya untuk berkampanye untuk Gubernur California, Gavin Newsroom, yang menghadapi pemilihan ulang pada 14 September. Kamala Harris akan kembali ke Washington setelah melakukan perjalanan dari Asia.

Target Evakuasi

Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan kepada wartawan bahwa Biden tetap pada target evakuasi dan penarikan pasukan AS, pada Selasa. Keputusan itu dilakukan Biden atas saran dari penasihat militer yang khawatir akan lebih banyak serangan.

Dia mengatakan Biden sedang bekerja untuk mengeluarkan setiap orang Amerika yang ingin keluar pada tenggat waktu. "Komitmen kami kepada mereka tidak berakhir," katanya.

Biden telah memerintahkan komandan militer AS untuk mengembangkan rencana operasional untuk menyerang aset, kepemimpinan, dan fasilitas ISIS-K. "Kami akan menemukan cara yang kami pilih, tanpa operasi militer besar, untuk mendapatkannya," katanya.

Dia tampak menahan air mata dan suaranya pecah karena emosi saat dia berbicara tentang "pahlawan" Amerika yang meninggal.

Dia memerintahkan bendera AS di Gedung Putih dan gedung-gedung publik di seluruh negeri diturunkan menjadi setengah tiang. "Ini adalah hari yang berat," katanya.

Presiden telah memberi tahu militer AS, "Apa pun yang mereka butuhkan, jika mereka membutuhkan kekuatan tambahan, saya akan memberikannya."

Biden membela penanganannya atas krisis kebijakan luar negerinya yang paling serius, dengan mengatakan pada akhirnya itu adalah tanggung jawabnya, sambil menuding pendahulunya, Donald Trump dari Partai Republik, atas perjanjian 2020 yang dinegosiasikan Trump dengan Taliban.

Biden mengatakan dia tidak mempercayai Taliban, tetapi percaya untuk membiarkan evakuasi berlanjut.

Psaki mengatakan Amerika Serikat juga memiliki "sejumlah besar pengaruh" - termasuk pengaruh ekonomi - atas Taliban, yang tunduk pada sanksi AS dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pemerintah Afghanistan juga telah lama mengandalkan transfer dollar AS dari aset bank sentral mereka, yang banyak disimpan di AS.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan aset semacam itu tidak akan diberikan kepada Taliban.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top