Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Energi Terbarukan

Biaya Energi Tenaga Surya dan Angin Menjadi Lebih Murah

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Washington DC - Laporan terbaru mengungkapkan, 42 persen dari seluruh batu bara yang ada di dunia saat ini tidak menguntungkan. Laporan tahunan Tingkat Biaya Energi (LCOE) Lazard menyebutkan, panel surya dan biaya pembangkit energi tenaga angin telah turun secara signifikan sejak 2009, masing-masing 88 persen dan 69 persen.

Sementara itu, biaya energi berbasis batu bara dan nuklir justru meningkat masing-masing, 9 persen dan 23 persen. Bahkan, tanpa menghitung subsidi yang diberikan, biaya teknologi energi terbarukan dapat jauh lebih murah dari pada biaya teknologi energi konvensional. Dengan kata lain, pelanggan dapat menghemat pengeluaran saat pembangkit listrik beroperasi dengan memanfaatkan energi angin atau matahari.

Biaya pembangkit energi terbarukan dipastikan akan terus turun. Laboratorium Energi Terbarukan Nasional memperkirakan, biaya panel surya akan terpangkas 60 persen pada 2050, lebih murah dari perkiraan sesuai asumsi pertumbuhan industri yang berkelanjutan. Sedangkan terobosan teknologi akan menghemat biaya pemanfaatan energi terbarukan hingga 80 persen pada 2050.

Biaya pembangkit energi angin diperkirakan akan menurun 30 persen pada 2050, ditambah dengan terobosan tekonologi bisa mencapai 64 persen. Sejalan dengan tujuan perjanjian Iklim Paris, Amerika Serikat dapat melakukan penghematan sebesar 78 miliar dolar AS dengan menutup sejumlah pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.

Tren energi terbarukan telah mengganggu industri bahan bakar fosil, dengan membuat nilainya turun dari dollar menjadi sen. LCOE Lazard menyebutkan, bahkan tanpa subsidi, biaya pembangkit energi angin di daratan dan pembangkit listrik tenaga surya dapat menjadi lebih murah daripada pembangkit energi berbahan bakar fosil.

Penghitungan LCOE membandingkan teknologi pembangkit secara apple to apple dengan mengevaluasi seluruh biaya untuk membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik selama masa operasional. Namun, perkiraan ini tidak mengukur aspek keandalan, yang berarti tidak menyajikan nilai sesungguhnya dari sumber energi yang berbeda.

Prediksi LCOE tahun ini melaporkan, biaya energi angin yang baru berkisar antara 29-56 dollar AS per megawatt per jam, bila dibangun tanpa subsidi. Sementara jika disubsidi biaya akan turun menjadi dan 14-47 dollar AS per megawatt per jam. Sementara untuk biaya panel surya baru membutuhkan biaya 36-44 dollar AS per megawatt per jam jika dibangun tanpa subsidi, dan 32-41 dollar AS per megawatt per jam bila disubsidi.

forbes/SB/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top