Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Jelang Musim Panen

Biarkan Petani Menikmati Harga Gabah yang Bagus

Foto : ANTARA/DEDHEZ ANGGARA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan menjaga agar harga gabah kering panen atau GKP di tingkat petani saat musim panen tidak terlalu jatuh sehingga petani sebagai produsen tidak merugi, tetapi harga di tingkat konsumen pun tetap terjangkau.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, di Jakarta, Rabu (13/3), mengatakan bahwa dengan kondisi saat ini, maka bagi pemerintah sebenarnya merupakan pilihan.

"Kalau harga GKP 8.000 rupiah per kilogram (kg), maka petani senang, tetapi harga beras di konsumen mencapai 16 ribu rupiah per kg. Namun, sekarang ketika panennya banyak maka harga GKP harus dijaga dan secara otomatis harga di hilir terkoreksi," kata Arief.

Bapanas sendiri sudah memberlakukan sementara relaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras premium diimplementasikan guna menjaga stabilitas pasokan dan harga di tingkat konsumen selama Ramadan 1445 Hijriah.

"Relaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras premium yang diberlakukan sementara mulai 10 Maret sampai 23 Maret, beras di pasar modern dan tradisional sudah muncul. Jadi, salah satu fungsi relaksasi itu sebenarnya yang kemarin perolehan harga gabahnya di atas 8.000-9.000 rupiah per kg bisa mengeluarkan berasnya," kata Arief.

Hal itu karena beberapa waktu lalu harga gabah kering panen (GKP) di atas 8.000 rupiah per kg, sehingga ada yang harga perolehannya memang sudah tinggi.

"Kemudian dikasih relaksasi selama dua pekan untuk last order sekitar 1,2-1,3 juta ton beras sudah benar, dan nantinya akan kembali lagi ke HET," kata Arief.

Relaksasi tersebut dilakukan bersama-sama dan diharapkan seiring berjalannya waktu di mana Maret-April panen padinya mulai banyak, maka harga diharapkan mulai terkoreksi. "Kalau kemarin harga beras tinggi karena masih sisa dari panen yang harga GKP di atas 8.000 rupiah per kg," katanya.

Dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Rabu (13/3), Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan telah menyiapkan anggaran 7,74 triliun rupiah dari pagu APBN tahun 2024 guna meningkatkan hasil produksi tanaman padi dan jagung sehingga bisa mewujudkan swasembada pangan bagi Indonesia.

"Agar target 32 ton beras tercapai Kementerian Pertanian melakukan refocusing anggaran sebesar 7,74 triliun rupiah untuk mendukung akselerasi peningkatan produksi padi dan jagung," kata Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.

Dalam kesempatan itu, Mentan juga memastikan penambahan pupuk subsidi dari yang sebelumnya 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton sudah mendapat persetujuan dari semua pihak, termasuk dari hasil rapat terbatas DPR maupun dari Kementerian Keuangan.

Selain pupuk, Mentan juga memastikan pemerintah juga sudah menyetujui anggaran belanja tambahan (ABT) sebesar 5,8 triliun rupiah untuk mengantisipasi dampak El Nino melalui program solusi cepat seperti pompanisasi dan perbenihan.

Utamakan Petani

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Dwijono Hadi Darwanto, mengatakan pemerintah harus mengutamakan kepentingan petani di atas kepentingan yang lain.

Di beberapa tempat yang pengairannya bagus, petani sudah mulai panen sehingga pasokan gabah meningkat akibatnya harga gabah murah.

"Sebaiknya pemerintah bisa menstabilkan harga gabah dulu di petani dan membiarkan petani menikmati harga gabah yang baik tersebut, jangan dibiarkan turun karena banyaknya pasokan, jika perlu yang selama ini Bulog hanya menerima dalam bentuk beras diupayakan kembali seperti dulu yang juga menyerap gabah petani agar harga gabah stabil," papar Dwijono.

Dwijono menekankan di tengah mulai turunnya harga beras eceran, petani tidak boleh dirugikan agar semangat menanam petani selalu tinggi.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top