Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Klasterisasi Pertanian

BI Dorong Ekspor Kopi Berkualitas asal Jawa Barat

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

BANDUNG - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Barat memberikan bantuan sarana dan prasarana produksi kopi untuk 10 klaster kopi di lima wilayah Jawa Barat, meliputi Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Garut, Sumedang dan Bogor. Bantuan diberikan agar petani kopi mampu meningkatkan kualitas kopi sesuai permintaan pasar ekspor.

Deputi Gubernur BI, Rosmaya Hadi mengatakan peningkatan ekspor itu diharapkan dapat menambah devisa negara. Sebab, kopi ke depannya akan menjadi unggulan ekspor nonmigas nasional.

"Potensi ekspor kopi masih luas. Saat ini pasar kopi kita hanya Jepang, Taiwan dan Belanda, ada negara lain tapi belum digarap dengan serius. BI akan mendorong perluasan pasar kopi ini," katanya dalam kegiatan program sosial BI pemberian Saranan dan prasarana produksi kopi di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/11).

BI membuat klasterisasi komoditas pertanian dan perkebunan di sekolah wilayah sesuai produk unggulan wilayah tersebut. Untuk kopi, BI membuat 10 klaster kopi di lima wilayah Jawa Barat. Selain memberikan bantuan sarana dan prasarana, juga diberikan pelatihan dan pendampingan sejak dari produksi hingga pemasarannya baik melalui pasar tradisional hingga e-commerce.

Baca Juga :
Layanan Baru PLN

"BI ikut dalam pengembangan ekonomi lokal, sampai 2023 kita akan dorong terus agar komoditas perkebunan ini bisa meningkatkan ekspor," katanya.

Kepala BI Jawa Barat, Doni P Yuwono mengatakan konsumsi kopi di Indonesia masih kecil, hanya satu kilogram (kg) per kapita per tahun. Sementara rata-rata konsumsi kopi di dunia mencapai 10 kg per tahun. Indonesia menjadi produsen terbesar keempat kopi setelah Brasil, Vietnam dan Ekuador. Inisnya, lahan perkebunan kopi justru lebih luas dari empat negara tersebut.

"Sumatra masih terbesar dalam produksi, Jabar hanya 0,5 ton per hektar. Tapi ada 98 industri olahan kopi di Jabar yang mampu menyerap 23 ribu tenaga kerja. Jadi selain meningkatkan ekonomi, juga mampu menyerap pekerja," tuturnya.

Kendala Eksportir

Apalagi Jawa Barat memiliki Perda nomor 8 tahun 2013 yang menunjuk kopi sebagai salah satu komoditas strategis. Untuk itu, BI membuat sejumlah langkah untuk membantu peningkatan produksi kopi khususnya kopi jenis premium dari Malabar ini.

Namun, menurutnya masih ada kendala di mana eksportir kopi yang berasal dari Jawa Barat masih sedikit, lebih banyak dari Medan dan Surabaya, meskipun kopi yang diekspor berasal dari Jawa Barat.tgh/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top