Bertani secara Ramah Lingkungan, Petani Sulut Respons Positif Penggunaan Pupuk Organik
Pengembangan tanaman ketimun oleh petani Desa Talawaan dengan menggunakan pupuk organik.
Foto: ANTARA/Jorie DarondoManado - Para petani di Sulawesi Utara (Sulut) memberikan respons positif penggunaan pupuk organik bagi tanaman, karena dinilai hasilnya memuaskan.
Very Tangkere, salah seorang petani di Desa Talawaan, Kabupaten Minahasa Utara mengatakan hasil produk dari menggunakan pupuk organik cukup bagus.
"Hasil dari tanaman, memuaskan," kata Very, di Minahasa Utara, Sulut, Rabu.
Dia mengatakan pertama dirinya hanya coba-coba menggunakan pupuk organik, ternyata hasilnya memuaskan.
Saat ini dalam menanam ketimun dirinya menggunakan pupuk organik.
Sebelumnya dalam menanam jagung, juga menggunakan pupuk tersebut dengan hasil yang cukup bagus.
"Saya menanam jagung di area dengan isi sekitar 8.000 m2 atau hampir satu hektare. Hasilnya cukup baik sekitar 4 ton lebih, biasanya tidak seperti itu," kata Very.
Narasumber PT BEST, Ahin, mengatakan pihaknya memberikan pendampingan kepada petani yang menggunakan pupuk organik tersebut.
"Pendampingan itu dilakukan dari awal menanam hingga panen," kata Ahin.
Dia mengatakan penggunaan pupuk organik produk perusahaan tersebut telah tersebar pada sejumlah kabupaten dan kota di Sulut. Seperti di Kabupaten Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur, Kotamobagu.
"Sudah sekitar delapan bulan kami hadir di Sulut," katanya lagi.
Dia mengatakan pertanian di Sulut akan mendapatkan tiga manfaat dari produk dan pola tanam yang mereka terapkan.
Pertama, dapat penghematan dari biaya masa pratanam, mendapatkan hasil yang menyehatkan, dan satu lagi tanah menjadi subur apabila dipakai berkesinambungan dan berkelanjutan.
Narasumber Milenial PT BEST, Christoper Yulianto mengatakan, penggunaan pupuk organik tersebut direspons positif oleh petani di Sulut.
"Petani menyambut baik pupuk organik ini," katanya.
Dia mengatakan respons tersebut sangat positif, karena di saat petani mengalami kesulitan pupuk, langka dan mahal, hadir pupuk organik tersebut dengan harga lebih murah. Sementara hasil panen dari menggunakan pupuk tersebut minimal sama dengan pupuk yang lain.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Rilis Poster Baru, Film Horor Pabrik Gula Akan Tayang Lebaran 2025
- 2 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 3 Tayang 6 Februari 2025, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Nyata yang Sempat Viral
- 4 Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Sebut JETP Program Gagal
- 5 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
Berita Terkini
- BNI Ajak Nasabah dan Mitra Bisnis Gapai Kemakmuran Tanpa Batas di Tahun Ular Kayu
- Kementerian ESDM dan Pertamina Sosialisasikan Penataan Ekosistem Rantai Pasok LPG 3 Kg
- Penembakan Massal di Sekolah Swedia Renggut 11 Nyawa
- Kemenhub Tindak Lanjuti Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Ciawi
- Pertamina Dukung Pemerintah dalam Penataan Penyaluran LPG Subsidi