Bersantap dalam Suasana Kampung di Mang Engking
Foto: koran jakarta/marcellus widiartoBagi yang menginginkan suasana beda, Gubug Makan Mang Engking bisa menjadi alternatifnya. Selain menghadirkan menu-menu bercita rasa tinggi, pengunjung juga akan terbawa ke suasana ala kampung.
Beberapa anak tampak dengan ceria dan bersemangat bermain dan mengayuh permainan bebek air dan sepeda air di kolam. Tidak jauh dari tempat anak-anak itu, sejumlah orang dewasa meneriaki dan memberi semangat anak-anak tersebut dari atas saung yang menghadap ke "bebek" berukuran jumbo tersebut. Ya, mereka sekeluarga sedang bersantap siang di Gubug Makan Mang Engking, baru-baru ini.
Keluarga tersebut berada di saung cukup lama karena anak-anak mereka sungguh menikmati bermain bebek air. Ada juga yang sebagian lagi anak-anak bermain sepeda air di tempat tersebut. Gelak tawa mengiringi keriangan keluarga tersebut melihat aksi lucu anak-anak mereka saat berjuang mengayuh bebek air dan sepeda air.
Keasyikan bermain bebek air dan sepeda air ini, sampai sebagian anak-anak tersebut harus dipaksa berhenti agar bisa bersantap siang dulu. Dasar anak-anak, tetap saja mereka tidak menggubris teriakan orang tua mereka. Setelah "berjuang" menghentikan permainan air, para orang tua itu bisa mengangkat dan mendudukkan si buah hati di depan aneka makanan yang sudah siap santap di meja sambil duduk lesehan.
Kedua permainan ini merupakan sebagian fasilitas yang disiapkan pengelola Gubug Makan Mang Engking Pusat. Ya, dikatakan sebagian karena masih ada mini zoo di dekat saung, tempat makan ini.
Guna menambah menariknya gubug makan ini, Engking Sodikin, si pemilik Gubug Makan Mang Engking yang sayang pada hewan, memelihara rusa dan kambing. Anak-anak bisa berinteraksi dengan kedua fauna ini sekaligus memberi makan kepada rusa dan kambing yang ada. Di tempat tersebut sudah disediakan makanan rusa dan kambing.
Fasilitas "pengikat" anak-anak tidak hanya itu. Di dekat pintu masuk sisi timur, disediakan sejumlah becak mini yang bisa dikayuh anak-anak. Satu anak naik becak, yang lain mengayuhnya. Kemeriahan anak-anak di arena ini, tampak lebih heboh karena mereka ada mencoba beradu cepat dalam mengayuhnya. Teriakan dan tawa lepas anak-anak terdengar menggema.
Lebih Berkesan Menurut Supervisor Gubug Makan Mang Engking Pusat, Irfan Nur Fathoni, semua fasilitas ini merupakan sebagian upaya dari pengelola untuk membuat semua anggota keluarga yang hadir di gubug ini bisa membawa pulang "kebahagian" yang lebih mengesankan dari hanya sekadar santap siang. Konsep yang ingin ditawarkan Mang Engking adalah suasana kampung dan gubug di atas kolam.
Model gubug rancangannya cukup unik, yaitu dengan mempertahankan model gubug asli (bernuansa alam di desa). Untuk itu, tambah Irfan, dirancang gubug berlobang yaitu gubug yang berlobang pada bagian meja. Hal tersebut sangat berguna bagi pengunjung yang senang duduk lesehan, namun menginginkan kaki tetap bisa leluasa (tidak ditekuk).
Model meja tersebut cukup menarik dan hingga kini masih dipertahankan. "Restoran yang dibangun berkonsepkan alam. Baik lokasi di kampung maupun perkotaan, kami tetap konsisten dengan gubug-gubug di atas kolam-kolamnya.
Restoran Mang Engking memang mengambil kelas menengah ke atas, dikarenakan Mang Engking mempunyai standar tinggi terhadap udang-udangmya," kata Irfan.
Irfan menjelaskan owner gubug ini mempunyai cita rasa yang tinggi terhadap menu-menu masakan dan konsisten terhadap standar tinggi yang dipatoknya. Itu salah satu hal yang membuat orang rela untuk pesan jauh-jauh hari demi mendapatkan udang fresh dengan bumbu alami dalam menu andalan udang bakar madu Mang Engking.
Satu hal yang menarik adalah material bangunan terbuat dari bambu dengan atap alang-alang. Suasana alam perdesaan langsung terasa begitu pengunjung melihat Gubug Makan Mang Engking ini.
Anda bebas memilih saung-saung yang berada di antara kolam dan deretan padi di persawahan. "Menu andalan Gubug Makan Mang Engking adalah racikan udangnya, seperti udang bakar madu dan udang tepung. Hidangan lain yang bisa dipilih adalah kepiting, cumi, tempe, tahu, sayur asem, cah kangkung, dan masih banyak lagi," kata Irfan.
Menikmati masakan khas Mang Engking akan lebih afdol jika dilakukan beramai-ramai dengan teman atau kerabat. Mata Anda akan dimanjakan alam desa yang alami sekaligus ajang refresing sambil liburan.
Udang Bakar Madu Jadi Menu Paling Laris
Gubug Makan Mang Engking Pusat ini sesungguhnya terlahir secara tidak sengaja. Ya, Engking Sodikin atau yang lebih dikenal dengan Mang Engking secara kebetulan mendirikan restoran khas bernuansa alam dengan ciri gubug-gubug di atas kolam. Mang Engking berasal dari Tasikmalaya. Awalnya Mang Engking dan beberapa anggota keluarganya hijrah ke Yogyakarta. Tujuannya ke Yogyakarta untuk mengembangkan keahliannya dalam bidang budi daya udang dan ikan air tawar.
Sebelum hijrah, Mang Engking yang lulusan SD, sudah berprofesi sebagai pembudidaya udang dan ikan air tawar sejak tahun 1988. Ilmu budi daya tersebut dia dapat secara turun-menurun dari keluarganya.
Lebih mendetail Manajer Operasional Gubug Makan Mang Engking Pusat, Donna Yusnindar menjelaskan di awal 1997 Mang Engking mulai membina beberapa petani di sekitar tempat tinggalnya di daerah Sleman, untuk belajar membudidayakan udang galah yang kemudian memasarkan udang galah tersebut ke Bali. Setelah terjadinya tragedi bom Bali I, Mang Engking kesulitan memasarkan udang galahnya masuk ke Bali.
Dengan kesulitan ini, dia tidak putus asa dan berusaha menemukan solusi jitu. Langkah cepatnya, Mang Engking akhirnya mencoba memasarkan sendiri hasil udang galahnya. "Ketika berprofesi sebagai pembudidaya udang dan ikan air tawar, secara tidak sengaja banyak orang yang suka memancing ke kolam Mang Engking. Mereka senang menghabiskan waktu luang hingga larut malam. Hingga pada suatu ketika mulailah orang ingin makan udang sambil memancing untuk mengisi perut mereka yang keroncongan," kata Donna kepada Koran Jakarta, di Sleman, Selasa (3/3).
Untuk memenuhi permintaan tersebut, tambah Donna, istri Mang Engking yang memasak seadanya ala wong ndeso di rumah, harus mengantarkan pesanan tersebut ke kolam yang jaraknya cukup jauh.
Akhirnya, tambah Donna, saking banyaknya permintaan, mulailah muncul gubug-gubug di atas kolam. Dari sinilah mulai dicoba memasarkan sendiri udang galah dan ikan gurami, yang hingga saat ini menjadi menu unggulan Mang Engking.
Membuka Cabang Dalam waktu enam bulan restoran Mang Engking booming tanpa pernah melakukan promosi. Berangsur-angsur gubug-gubugnya sudah tidak dapat mengikuti perkembangan pelanggan lantaran saking banyaknya.
Untuk memperbesar kapasitas usahanya, Mang Engking membuka cabang di beberapa kota lain. Supervisor Gubug Makan Mang Engking Pusat, Irfan Nur Fathoni menjelasakan hingga kini Mang Engking sudah mempunyai sebanyak 24 cabang. Sejumlah cabang tersebut, antara lain berada di Yogyakarta, Pandaan, Kebumen, Depok, Bandung, Jakarta, Bekasi, Cikarang, Solo, Surabaya, Bali, Lubuklinggau, dan yang paling anyar di Kota Batu. Soal kelebihan udang bakar madu sehingga menjadi yang paling laris, Irfan menjelaskan menu ini menjadi ciri khas Gubug Makan Mang Engking. Ciri khasnya, ada di bumbu manis pedas. Sekarang banyak kompetitor yang menyediakan menu sama dengan harga yang juga hampir sama.
"Kami yang pertama menyiapkan menu udang bakar madu dan sekarang banyak yang mengikutinya," kata Irfan. Terkait dengan persaingan pada produk makanan serupa, Irfan mengatakan pengelola terus berusaha meningkatkan pelayanan kepada para tamu yang bersantap.
"Yang jelas kami dari pelayanan harus prima. Cita rasa yang menjadi ciri khas kami, terus dipertahankan," katanya. Selain itu, Donna menyakini tempat dan suasana di Mang Engking sulit disaingi.
"Kami yakini, suasana kampung di sini, kami juara.Tempat kami ramah lingkungan dan tahan gempa. Ini bukan bangunan gedung, tapi dari bambu asli dari sekitar sini. Bahannya kebanyakan dari sini. Alang-alangnya dari Jawa Timur," kata Donna
Gurami Bakar, Santapan yang Menyehatkan
Gubug Makan Mang Engking bisa dicapai dengan menyusuri Jalan Godean hingga di perempatan Km 14, belok kanan. Perempatan ini biasa disebut perempatan Gedongan. Lanjutkan perjalanan dari perempatan ini sampai sejauh sekitar 3 Km.
Tak perlu risau salah jalur karena di sisi kanan jalan, ada papan penunjuk menuju Gubug Makan Mang Engking. Banyak pilihan makanan yang tersedia di Gubug Makan Mang Engking, yang berada di Jalam Godean Km 16, Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Untuk menu udang super bisa diracik bakar madu, goreng tepung, saus padang, saus tiram, asam manis, goreng, rebus, dan telor asin. Supervisor Gubug Makan Mang Engking Pusat, Irfan Nur Fathoni menjelaskan tersedia juga udang standar, yang tentunya harganya lebih murah. Untuk ukuran udang yang lebih kecil ini bisa dimasak sama dengan yang ukuran super. Pengunjung juga bisa memesan cumi-cumi.
"Bagi yang pengin menyantap kepiting jantan, bisa memesan di sini. Para chef siap melayani untuk memasak kepiting saus padang, lada hitam, saus tiram, asam manis, goreng, rebus, lemburi ladang hitam. Untuk penggemar ayam, bisa memesan menu ayam goreng serundeng. Ada juga sop iga sapi, iga bakar madu, tahu goreng, tempe goreng, tumis genjer, tauge teri," kata Irfan kepada Koran Jakarta, Selasa (3/3).
Untuk sayuran, tambah Irfan, tersedia karedok, tumis kangkung, sayur asem, lalapan mentah, oseng kangkung. Semua itu akan dilengkapi dengan aneka sambal yang jelas "nendang" pedasnya. Banyak pilihan sambal di sini. Ada sambal tolenyeng, hejo, terasi dadak, cobek, tomat, kecap, dan bawang. Sebelum makanan utama tersaji, Anda bisa meminta minuman segar disiapkan lebih dulu untuk mengusir rasa dahaga. Ada es teler, es campur, marquisa, es lemon tea, jeruk nipis, jeruk manis, teh tawar. Untuk jus ada avokad, melon, jambu, sirsat, tomat, semangka, apel, jeruk, dan mangga. Minuman panas bisa disiapkan dengan cepat yaitu marquisa panas, lemon tea, teh tawar, teh manis, jeruk panas, jeruk nipis, kopi hitam, kopi susu, susu.
Bisa dicoba minuman kelapa kopyor, kelapa muda utuh dengan gula atau sirup, dan bandrek abah. Sistem Paket Jika Anda bersantap dengan enam atau 10 anggota keluarga, bisa mencoba sistem paket. Untuk paket enam orang dibanderol 520 ribu rupiah.
Paket tersebut terdiri dari udang bakar madu, udang goreng, udang goreng saus tiram, gurami bumbu cobek, gurami bakar kecap, nasi putih, tumis kangkung, karedok, lalapan, sambal terasi dadak, sambal tomat, es jeruk, dan es teh manis. Sedangkan paket untuk 10 orang dipatok dengan harga 810 ribu rupiah.
Paket itu terdiri dari udang bakar madu, udang goreng, udang goreng saus tiram, gurami bakar, gurami saus padang, gurami bumbu cobek, ayam goreng serundeng, cumi goreng tepung, nasi putih, tumis kangkung, karedok, lalapan, sambal terasi dadak, sambal tomat, teh botol sosro, fruit tea. Nah, bagi Anda yang sedang bermasalah dengan kolesterol, bisa memesan menu dengan bahan ikan gurami.
Apalagi untuk gurami bakar, jelas menyehatkan. Namun, Anda bisa memilih cara memasaknya sesuai selera. Menurut Irfan, gurami bumbu cobek paling laris di sini. Bumbunya sangat khas, ada topping di atas gurami yang siap disajikan. Sangat berasa ada kulit bawang merah, cabai yang bukan gerusan halus.
Di topping ada jeruk limau. Irfan menjelaskan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X lumayan sering makan bersama keluarga di sini pada saat weekend. Biasanya Sultan menikmati gurami bakar kecap. Guraminya digoreng dulu lalu dikasih saus kecap dengan campuran bumbu, terus dibakar.
"Semua gurami di sini dijamin fresh. Semua diolah dadakan sehingga tidak akan mengurangi kesegaran rasanya," kata Irfan. mar/S-2
Redaktur: Sriyono
Penulis: Marcellus Widiarto
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Kenakan Tarif Impor untuk Menutup Defisit Anggaran
- 3 Penyakit Kulit Kambuh Terus? Mungkin Delapan Makanan Ini Penyebabnya
- 4 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
- 5 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis