Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bersama ICAO, AP II Bahas Sejumlah Isi Penerbangan di Kanada

Foto : Istimewa.

Pertemuan antara PT Angkasa Pura II dan International Civil Aviation Organization (ICAO).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Angkasa Pura II, pengelola 20 bandara di Indonesia, dan International Civil Aviation Organization (ICAO) menggelar pertemuan di kantor pusat ICAO di Montreal, Kanada. Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas sejumlah isu pernerbangan, di antaranya kondisi terkini dunia aviasi, pemulihan pasca Covid-19, efisiensi hingga soal lingkungan.

Pertemuan dihadiri President Director AP II Muhammad Awaluddin, serta pihak ICAO yakni Director of Air Transport Bureau Mohamed Rahma, Deputy Director of Air Transport Bureau Jane Hupe dan Chief Economic Policy Section Air Transport Bureau Peter Alawani.

"Pertemuan AP II dan ICAO sejalan dengan semangat Aviation Dialogue G20 di Bali yang dihadiri oleh Menteri Perhubungan RI dan Presiden ICAO. Kami ingin agar program AP II selalu relevan dengan industri aviasi global. Terlebih, Indonesia diproyeksikan menjadi pasar transportasi udara terbesar ke-4 di dunia pada 2036," kata Awaluddin dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/11).

Di dalam pertemuan, tambahnya, pihaknya menyampaikan tiga program AP II untuk pulih dari tekanan pandemi Covid-19. Program pertama adalah fokus pada manajemen portofolio untuk mendapatkan dampak signifikan bagi kinerja perusahaan.

"AP II telah mencapai progres dalam mengkaji portofolio bisnis, aset dan infrastruktur untuk menentukan mana saja yang memiliki dampak besar terhadap perusahaan dan akan lebih optimal jika kami melakukan perubahan struktur termasuk berkolaborasi dengan mitra strategis," kata Awaluddin.

Dia menjelaskan, terkait program ini, AP II menjalankan optimalisasi aset (asset optimization) pada brown field asset; akselerasi aset (asset acceleration) pada asset under construction; dan utilisasi aset (asset utilization) pada green field asset.

Program kedua AP II untuk pulih dari tekanan pandemi adalah mengeksplorasi beragam model bisnis (reinventing business model), seperti yang diterapkan di Bandara Kualanamu di mana AP II bermitra dengan mitra global untuk mengakselerasi pengembangan bandara.

AP II juga menyampaikan program ketiga dalam upaya mendorong pemulihan yakni memperbaharui infrastuktur untuk mengembangkan smart airport (renewing infrastructure towards smart airport), antara lain dengan membangun budaya digital, pengembangan fasilitas automation dan pemanfaatan teknologi tebaru.

Di dalam pertemuan dengan ICAO, Muhammad Awaluddin kemudian menyampaikan inisiatif AP II dalam mendorong optimalisasi penerbangan lewat Airport Collaborative Decision Making (A-CDM) melalui fasilitas Airport Operation Control Center (AOCC) di Bandara Soekarno-Hatta.

"A-CDM membuat setiap stakeholder dapat lebih jelas mengetahui ekspektasi dari stakeholder lainnya. Kolaborasi semakin erat di antara stakeholder sehingga proses keberangkatan dan kedatangan penumpang maupun pesawat makin optimal untuk peningkatan customer experience, efisiensi operasional, dan bermuara pada kinerja bisnis," katanya.

Sementara itu, Director of Air Transport Bureau ICAO, Mohamed Rahma menuturkan bahwa pemulihan penerbangan global membutuhkan dukungan dari seluruh pihak.

Pihaknya juga mendukung inisiatif AP II dalam upaya pemulihan penerbangan, serta dalam penerapan green airport sejalan dengan long-term aviation goal (LTAG) yang diantaranya menetapkan net-zero emission carbon by 2050.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top