Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berpotensi Menguat Terbatas

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatannya pada awal pekan ini. Pergerakan IHSG akan dipengaruhi sentimen sikap dovish bank sentral Amerika Serikat (the Fed) dalam rapat pada Februari mendatang, sementara dari dalam negeri, menguatnya ekspektasi pasar terhadap upaya Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan dalam rapat dewan gubernur pekan ini.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, melihat dalam pergerakan IHSG, akhir pekan lalu, stochastic RSI dan MACD membentuk golden cross sehingga menjadi sinyal kuat rebound lanjutan dalam jangka pendek. Dia memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (16/1), bergerak menguat dengan support di area 6.600 dan resistance di posisi 6.740.

Sebelumnya, IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (13/1) sore, ditutup naik, seiring pelaku pasar yang merespons rilis inflasi Amerika Serikat (AS) yang melambat. IHSG ditutup menguat 11,9 poin atau 0,18 persen ke posisi 6.641,83. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,19 poin atau 0,02 persen ke posisi 905,49.

"Dari eksternal dan bursa regional Asia bergerak menguat di mana reli pasar seiring pelaku pasar yang merespons rilis data inflasi AS yang melambat dan surplus neraca perdagangan serta kebijakan likuiditas bank sentral Tiongkok," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo dalam ulasannya di Jakarta.

Inflasi AS pada Desember mengalami perlambatan secara tahunan yang mengalami penurunan dari sebelumnya 7,1 persen menjadi 6,5 persen. Data tersebut tentunya akan menjadi pertimbangan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), sehubungan dengan suku bunga acuannya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top