Berpotensi Melemah Lanjutan

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya pada awal pekan ini. Pelaku pasar cenderung menanti rilis notulensi rapat dewan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) atau Federal Open Market Committee (FOMC) serta hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 25 Mei mendatang.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai notulensi rapat FOMC berpotensi mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed. Sementara pertemuan FOMC selanjutnya dijadwalkan pada 14 Juni mendatang. Dari segi internal, Fikri menilai pelaku pasar akan menunggu pengumuman RDG BI pada 24-25 Mei 2023 dengan ekspektasi BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) akan dipertahankan di level 5,75 persen.

Josua memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (22/5), bergerak di kisaran 14.875-15.025 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (19/5), melemah 61,5 poin atau 0,41 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.930 rupiah.

"Untuk rupiah hari ini masih tertekan sentimen potensi gagal bayar AS jika plafon utang tidak dinaikkan," kata Analis ICDX Revandra Aritama di Jakarta.
Halaman Selanjutnya....