Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Berpotensi Melemah Lanjutan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nilai tukar dollar AS naik terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, pada akhir perdagangan Jumat (1/4) waktu New York, Amerika Serikat (AS) atau Sabtu (2/4) pagi WIB. Kondisi tersebut berpotensi menjadi tekanan lagi terhadap pergerakan rupiah pada awal pekan ini.

Penguatan dollar AS didukung peningkatan angka pertumbuhan pekerjaan AS pada Maret sehingga memperkuat ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (Fed) akan meningkatkan laju kenaikan suku bunga dalam upaya untuk menumpulkan kenaikan inflasi.

Baca Juga :
Rupiah Masih Tertekan

Laporan data penggajian nonpertanian atau Nonfarm Payrolls (NFP) menunjukkan 431.000 pekerjaan ditambahkan bulan lalu, dibandingkan perkiraan 490.000, sementara data untuk kenaikan pekerjaan Februari direvisi lebih tinggi. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,6 persen, terendah sejak Februari 2020.

"Data yang kuat mempertahankan ekspektasi untuk dua atau lebih kenaikan (suku bunga) The Fed berukuran jumbo dalam beberapa bulan mendatang dan telah menambah momentum yang mendorong dollar lebih tinggi," kata Kepala Strategi Pasar Corpay, Karl Schamotta.

Indeks dollar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, termasuk euro, menguat 0,314 persen pada 98,627 pada Jumat (1/4) sore hari waktu setempat, setelah membangun kenaikan 0,5 persen, Kamis (31/3).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top