Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hengky Suryawan, Pemilik PT Bahtera Bahari Shipyard

Bermodalkan Percaya Diri

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Hengky Suryawan tidak pernah menyerah meski usaha yang digelutinya tidak selalu menanjak. Ia berprinsip, modal bisnis yang paling utama bukan uang, tetapi percaya diri.

Hengky Suryawan bukan nama yang asing di telinga masyarakat Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), terutama di kalangan pengusaha. Pria murah senyum itu tetap bersahaja, meski usaha yang digelutinya berkembang pesat.

Ia pun tetap berpenampilan muda, meski usianya sudah 71 tahun. Pria kelahiran Tanjung Batu, Kabupaten Karimun, Kepri, itu sekarang tinggal menikmati hasil kerja keras puluhan tahun yang lalu. Usahanya sudah berjalan, berkembang pesat seiring waktu.

Tidak banyak yang tahu kalau usaha yang digelutinya dimulai dari nol, bermodal kerja keras selama puluhan tahun. Hengky tidak pernah menyerah meski usaha yang digelutinya tidak selalu menanjak. "Modal bisnis yang paling utama bukan uang, tetapi percaya diri," katanya.

Rasa percaya diri akan tumbuh seiring dengan keinginan untuk meningkatkan kemampuan. Tanpa keahlian, tidak mungkin orang memiliki rasa percaya diri.

Karena itu, semakin tinggi kemampuan orang di bidang tertentu, semestinya semakin percaya diri. Namun, hal itu akan membuat orang gagal atau jatuh di tengah jalan karena tidak diiringi dengan rasa syukur.

"Dengan modal itu, orang juga tidak bisa berbuat apa-apa kalau sombong," tutur Hengky.

Menurutnya, berbisnis harus dimulai dari mental yang matang. Modal lainnya adalah menjaga kepercayaan yang sudah diberikan.

Kepercayaan itu harus dianggap kesempatan terakhir sehingga harus dirawat. "Itu tips untuk orang yang ingin memulai bisnis. Apa pun bisnisnya, tipsnya sama," kata pengusaha yang pernah mendapat penghargaan sebagai pejuang Dwikora.

Jenis bisnis yang digeluti juga harus sesuai dengan kemampuan. Berbisnis tanpa pengetahuan, sama saja bunuh diri.

"Bapak saya bekerja sebagai nelayan, tetapi saya lebih suka bisnis kapal, ingin memiliki kapal atau membuat kapal. Saya percaya Tuhan akan membantu saya meraih cita-cita saya," ucap mantan Ketua Walubi Tanjung Pinang itu.

Berbisnis dari usia muda hingga tua membuatnya semakin matang. Semakin banyak orang yang ditemui, bergaul dengan berbagai kalangan, "mencuri" dan berbagi pengetahuan dan pengalaman, membuatnya menjadi manusia yang beruntung.

Hengky sendiri memulai bisnis sejak usia muda. Ia pernah membangun usaha bekerja sama dengan pengusaha asing, termasuk yang berasal dari Singapura. "Berbisnis itu seperti lautan, jangan berharap pasang terus karena suatu saat akan surut," katanya.

Industri Kapal

Tahun 1971, Hengky muda sudah mampu memiliki kapal, meski belum produksi kapal sendiri. Kapal kayu dengan kapasitas 90 ton itu ia manfaatkan untuk mengangkut barang dari Tanjung Pinang menuju Jakarta maupun sebaliknya.

Saat itu, ia mengaku membeli kapal dengan harga 2,5 juta rupiah yang dananya diperoleh dari orang tua sebesar satu juta rupiah dan 1,5 juta rupiah pinjaman bank. "Di usia 18 tahun, saya harus memutar otak untuk memulai usaha," katanya.

Saat itu, kapal milik Hengky satu-satunya kapal di Kepri yang mengangkut sembako dari Jakarta ke Tanjung Pinang. Kapal ini banyak membantu mengembangkan pertumbuhan ekonomi daerah dan memenuhi kebutuhan masyarakat Kepri yang bergantung dengan negara tetangga.

Sejak mengembangkan usaha pelayaran untuk angkutan barang itu, Hengky yang merupakan putra ketujuh dari 14 bersaudara tersebut merasa memperoleh banyak pengalaman dan rekan bisnis. Meski tidak selalu berjalan mulus, Hengky tetap optimistis usaha yang ditekuninya itu akan berkembang pesat.

Tahun 1991, ia mendirikan PT Pelayaran Nasional Bahtera Bestari Shipping yang menaungi bisnis jasa angkutan laut. Setahun kemudian mendirikan perusahaan baru bernama PT Bintan Marina Shipyard yang bergerak di bidang perawatan dan reparasi kapal di Tanjung Pinang.

"Sampai sekarang masih ada usaha perawatan kapal di Tanjung Pinang," katanya.

Tahun 2005, pria vegetarian itu membangun pabrik pembuatan kapal di Batam. Usaha ini di bawah naungan PT Bahtera Bahari Shipyard yang bekerja sama dengan pengusaha asal Singapura. Kerja sama dengan pengusaha asing itu hanya bertahan lima tahun. Selanjutnya, Hengky menjalankan bisnis itu secara mandiri sampai sekarang.

Awalnya, tenaga ahli dalam pembuatan kapal itu berasal dari berbagai negara. Namun sejak beberapa tahun lalu, Hengky merekrut tenaga ahli dari Makassar dan para pekerjanya kebanyakan asal berbagai pulau di Kepri. "Kalau ada tenaga ahli asal Kepri, tentu kami utamakan," katanya.

Bisnis perkapalan menguntungkan, terutama saat banyak pesanan. Kapal yang dibuat, antara lain kapal tongkang, kapal pesiar, dan kapal feri. Kapal pesiar diproduksi berdasarkan pesanan, sedangkan kapal tongkang berdasarkan pesanan dan kebutuhan perusahaan. Saat ini, sebanyak 200 unit kapal tongkang beroperasi. Sekitar 50 persen kapal tongkang mengangkut batu bara memenuhi kebutuhan PLN di seluruh provinsi.

Adapun untuk penjualan satu unit kapal tongkang seharga 40 miliar rupiah, sedangkan kapal pesiar tergantung modelnya. Tahun ini, seorang pengusaha batu bara memesan kapal pesiar senilai 200 miliar rupiah. Sebagian kapal yang dibuat tidak dijual, melainkan disewa kepada pengusaha pertambangan.

"Paling banyak kami memproduksi kapal tongkang, sebagian dijual, dan sebagian lagi disewa untuk mengangkut batu bara dan bauksit," katanya.

Industri perkapalan di Batam sudah sekitar 20 tahun. Dua tahun lalu ketika perekonomian melemah, banyak pengusaha perkapalan "tiarap" menunggu perkembangan perekonomian. Pengalaman Hengky justru mengarahkan dirinya untuk memproduksi kapal, meski belum ada yang order. Ant/yoyok bp/AR-2

BIODATA
Nama: Hengky Suryawan

Tempat, Tanggal Lahir :
Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, 4 September 1949

Pendidikan: Sekolah Menengah Atas

Karier:
• Juru Mesin Kapal (1968-1971)
• Distributor Angkutan Laut (1971-1991)
• CEO PT Pelayaran Nasional Bahtera Bestari Shipping (1991-sekarang)
• CEO PT Bintan Marina Shipyard (1992-sekarang)
• CEO PT Pantai Pasir (1995-sekarang)
• CEO PT Bangka Pasir Mutiara (1995-sekarang

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top