Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berjasa Turunkan Kemiskinan, tapi Kenapa Petani Tak Kunjung Sejahtera?

Foto : The Conversation/Shutterstock/Fresh Stocks

Petani di Yogyakarta tengah memanen padi saat musim kemarau.

A   A   A   Pengaturan Font

Di tengah sumbangsih positif sektor pertanian terhadap angka kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi nasional, kesejahteraan petani masih menjadi tanda tanya.

Aditya Alta, Center for Indonesian Policy Studies dan Maria Dominika Mediana R B

Peningkatan produktivitas pertanian tidak hanya berdampak secara langsung pada kinerja sektor pertanian, tapi juga pada kesejahteraan petani dan angka kemiskinan di Indonesia.

Menurut laporan terbaru "Indonesia Poverty Assessment" dari Bank Dunia, sektor pertanian serta sektor jasa dengan nilai tambah rendah-seperti pekerja kios dan restoran, pekerja kebersihan, dan pedagang kaki lima-menjadi roda penggerak utama pengentasan kemiskinan.

Sayangnya, di tengah sumbangsih positif sektor pertanian terhadap angka kemiskinan serta pertumbuhan ekonomi nasional, kesejahteraan petani masih menjadi tanda tanya.

Kegiatan pertanian yang cenderung bersifat padat karya (banyak menyerap tenaga kerja dengan upah rendah) juga memiliki produktivitas yang cenderung rendah. Produktivitas pekerja pertanian Indonesia (kontribusi pekerja terhadap keluaran hasil pertanian) hanya senilai US$3.419 (Rp 50,83 juta) per pekerja pada 2019. Ini lebih kecil dari Cina (US$5.281 per pekerja) dan Thailand (US$4.274), dan sedikit lebih tinggi dari Vietnam (US$3.074 per pekerja).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top