Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berita Gembira, Mahasiswa Indonesia Berhasil Bikin Gelang Peringatan Tsunami

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tsunami menjadi ancaman paling menakutkan bagi masyarakat Indonesia terutama bagi warga yang tinggal di desa-desa atau kota-kota dekat pantai. Dampaknya sendiri, selalu fatal dan menimbulkan kerugian besar bagi banyak orang.

Berbagai cara Pemerintah lakukan untuk mendeteksi adanya kemungkinan tsunami, bahkan termasuk skema mitigasi bencana agar tidak berdampak luas.

Tim mahasiswa dan dosen Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro dari Telkom University Bandung membuat purwarupa gelang untuk peringatan dini tsunami yang menggunakan teknologi Long Range (LoRa).

Keseluruhan sistem perangkat utamanya terbagi menjadi empat bagian. Dari hasil uji coba sementara di laboratorium, sistemnya sanggup memenuhi harapan untuk penyelamatan nyawa.

Alat tersebut dinamakan Gelora, singkatan dari gelang pendeteksian dini tsunami berbasis long range.

Pembuatnya empat orang mahasiswa yaitu Yasyfa Rifiani Putri (ketua), Muhamad Ridwansyah, Nur Rizki Rahmatulloh, dan Reyhan Fajar Nasution. Mereka dibimbing dosen Harfan Hian Ryanu.

Yasyfa Rifani Putri selaku ketua tim menjelaskan bahwa konsep alat ini memanfaatkan teknologi LoRa. LoRa di Indonesia sendiri memanfaatkan gelombang frekuensi di antara 921-923 MHz (regulasi AS923-2).

Sistem yang mereka bangun menggunakan tsunameter, gateway, server, dan gelang. Alat tsunameter akan dipasang di tepi pantai atau dermaga.

"Kami membuat alat pendeteksi tsunami versi kami sendiri dengan menggunakan sensor ultrasonik dalam mengukur jarak penyurutan permukaan air. Hasil ukur tersebut lalu dikirim menuju gateway menggunakan teknologi LoRa," tutur Yasyfa.

Gateway selanjutnya meneruskan data ke server untuk monitoring. Saat permukaan air surut (menandakan tsunami), server akan mengirimkan data berupa notifikasi menuju gelang menggunakan LoRa dan akan memberi notifikasi berupa teks dan suara kepada pengguna ketika ada tanda tsunami (permukaan surut).

Sensor ultrasonik pada alat itu digunakan untuk mengukur jarak penyurutan permukaan air laut dengan mengacu pada pertanda tsunami ke daratan, yaitu air laut menyusut pasca gempa kuat dan menjauh dari pantai.

"Alatnya bisa dipasang jauh dari pantai dengan radius jangkauan 300 meter hingga 3 kilometer," ujar Yasyfa.

"Jumlahnya menyesuaikan kondisi seperti panjang pantai dan daerah bahayanya," ucap Yasyfa.

Gelang ini juga bekerja pasca kejadian tsunami untuk membantu tim SAR menemukan korban yang hilang sehingga dapat menghemat waktu karena gelang ini dilengkapi dengan sistem GPS yang dapat melacak posisi korban.

Selain itu, Gelang ini dilengkapi dengan sensor detak jantung yang berguna bagi korban untuk mendapatkan pertolongan yang sesuai setelah ditemukan. Gelang ini diharapkan dapat meminimalisir angka kematian pada bencana tsunami sesuai latar belakang dibuatnya gelang ini.

Yasfa mengatakan latar belakang dibuatnya gelang ini karena Indonesia terletak di wilayah yang memungkinkan terjadinya tsunami. Kemudian, Indonesia banyak destinasi wisata bahari yang cukup baik dan menarik banyak wisatawan asing dan dalam negeri.

"Jadi latar belakangnya sendiri karena early warning system untuk tsunami di Indonesia sendiri itu cukup buruk, bahkan Buoy-nya juga sudah tidak berfungsi, hilang atau rusak. Selain itu susah untuk lacak korban yang hilang pasca bencana. Alat ini diharapkan dapat menambah waktu untuk evakuasi ke tempat aman yang semula menurut BMKG hanya 15-20 menit," kata Yasyfa.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Aris N

Komentar

Komentar
()

Top