Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Terobosan Medis

Berhasil Ditransfusikan

Foto : afp/ Rodrigo ARANGUA
A   A   A   Pengaturan Font

Para ilmuwan memperkirakan sel-sel yang dikembangkan di laboratorium dapat bertahan lebih lama dibandingkan sel-sel standar terutama karena transfusi darah standar mengandung sel-sel dari berbagai usia sedangkan sel-sel yang dikembangkan di laboratorium dapat dibuat segar.

"Jika uji coba kami, yang pertama di dunia, berhasil, berarti pasien yang saat ini memerlukan transfusi darah rutin jangka panjang akan memerlukan lebih sedikit transfusi di masa depan, sehingga membantu mengubah perawatan mereka," kepala peneliti Dr Cedric Ghevaert, seorang peneliti profesor kedokteran transfusi dan konsultan hematologi di Universitas Cambridge dan Layanan Kesehatan Nasional Darah dan Transplantasi (NHSBT).

Orang yang memerlukan transfusi darah secara teratur, seperti penderita anemia sel sabit, menghadapi risiko "kelebihan zat besi." Jika kelebihan zat besi menumpuk di dalam tubuh dan merusak organ, menurut database medis StatPearls. Selain itu, pasien yang menerima transfusi berulang juga dapat mengembangkan antibodi yang menargetkan protein atau antigen tertentu pada permukaan sel darah merah.

Antigen ini membedakan golongan darah yang berbeda, termasuk golongan utama - A, B, AB, dan O - dan golongan kecil yang kurang dikenal. Olah kerenanya sulit untuk mencocokkan antara donor dan penerima darah.

Ketika pasien transfusi mengembangkan antibodi terhadap golongan darah tertentu, hal ini menempatkan mereka pada risiko reaksi kekebalan yang mengancam jiwa. Oleh sebab itu perlu membatasi jenis darah yang dapat mereka terima di masa depan, menurut laporan tahun 2018 di jurnal Blood.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top