Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 28 Des 2019, 01:00 WIB

Berbaur Tanpa Batas dan Indahnya Berbagai

Foto: istimewa

Para relawan akan berduyun-duyun mendaftarkan diri pada para pengelola supaya mereka dapat terlibat dalam aksi sosial.

Selain berbagi kebaikan, gerakan relawan mampu mencairkan ego diri maupun kelompok. Aksi relawan Pejuang Pagi, komunitas sosial, tanpa disadari mampu merangkul segala lapisan masyarakat tanpa mensyaratkan identitas. Itulah jika para relawan berbaur. Mereka akan melebur menjadi satu tanpa syarat.

Segala energi bahkan pengetahuan yang dimiliki hanya ditujukan untuk membantu kalangan yang kurang beruntung. Para relawan akan berduyun- duyun mendaftarkan diri pada para pengelola supaya mereka dapat terlibat dalam aksi sosial.

Fajar Aprian Koswara, Pendiri dan Pembina Pejuang Pagi merasakan animo masyarakat menjadi relawan pada aksi Pejuang Pagi dengan membagikan nasi bungkus di pagi hari. Setiap komunitasnya membuka open rekrutment (Oprek) selalu ada anak muda yang ingin menjadi relawan.

"Alhamdulillah selalu ada (relawan)," ujar dia. Sehingga, dia tidak kekurangan tenaga untuk membagi kurang lebih sebanyak 200 bungkus setiap bulannya. Pada aksi sosial yag lebih besar, seperti peringatan satu tahun komunitas, relawan yang terlibat semakin beragam. Ia mengatakan bahwa seorang dokter lulusan Universitas Brawijaya turut mendaftarkan diri sebagai relawan pada kegiatan pemeriksaan gratis. Padahal dalam kegiatan tersebut tidak memberikan bayaran pada para profesional yang terlibat.

"Kita punya tujuan sama membuat aksi yang tidak memandang umur dan kelas," ujar dia. Fajar baru mencermati efek domino dalam gerakan berbagi saat dia dan komunitasnya membuat gerakan Pejuang Pagi. Gerakan yang berawal membagi nasi bungkus setiap bulan dengan tujuan untuk menggugah murid-murid di tempatnya mengajar agar tidak terlambat datang ke sekolah memberikan efek yang lain. Siswa yang terlambat berkurang walaupun jumlahnya tidak terlalu besar.

Namun di luar dugaan, kegiatan tersebut dapat membangkitkan gerakan relawan di kalangan masyarakat. Dalam setiap aksinya, Pejuang Pagi berupaya tidak sepenuhnya mengandalkan dana dari para donatur. Mereka berupaya mencari dana secara mandiri. "Supaya lebih kerasa, perjuangan mulai dari nol," ujar dia. Penggalangan dana dilakukan dengan membuka kecleng atau semacam infak di kelas-kelas tempat dia mengajar.

Penggalangan dana tidak mendapat penolakan dari para murid karena mereka telah megetahui bahwa dana yang terkumpul digunakan untuk aksi sarapan pagi setiap bulannya. Di sisi lain, komunitas yang mengawali gerakannya di SMK Telokomunikasi Telesandi Bekasi ini telah mendapatkan ijin dari pihak sekolah. Dana usaha (Danus) merupakan sumber dana lainnya.

Danus merupakan penggalang dana yang dilakukan denga menjual beberapa barang di car free day, seperti air dalam kemasan. Lalu, dana tersebut digunaan untuk berbagai kegiatan komunitas, terutama aksi membagikan nasi di pagi hari. Hingga saat ini, sumber dana terbesar yang diperoleh komunitas berasal dari uang kecleng. Untuk menjadi pengurus komunitas, Pejuang Pagi mensyaraktkan anggotanya untuk memiliki komitmen dan tanggung jawab.

"Mereka juga tidak memilih-milih pekerjaan,"ujar laki-laki yang juga aktif dala kegiatan sosial di Masjid Al Azhar, Jakarta. Pasalnya dalam setiap kegiatannya, komunitas selalu mengerjakan pekerjaan secara bersama-sama. Selain itu, komunitas mendorong anggotanya supaya setiap kegiatan yang dilakukan memiliki makna tidak hanya sekedar ngumpul bersama.

Pejuang Pagi merupakan komunitas yang berdiri pada 7 Desember 2018. Komunitas mengawali kegiatan dengan mambagikan nasi bungkis di pagi hari mulai pukul 06.00 sampai 06.30 setiap bulan atau dua bulan sekali. Aksi dilakukan untuk menggugah murid SMK Telekomunikasi Telesandi Bekasi untuk berangkat di pagi hari.

"Harapannya bisa mengubah mindset anak-anak, ternyata masuk pagi kelebihannya banyak tidak hanya untuk diri sendiri melainkan juga orang lain," ujar dia.

Karena, aksi yang diikuti siswa siswi sekolah setempat maupun alumni mengajarkan berbagi pada orang lain. Selain para murid, nasi bungkus juga diberikan pada masyarakat sekitar yang berangkat pada pagi hari.

Ajang Kumpul Para Relawan Kemanusiaan

Donor darah, kelas inspirasi maupun pemeriksaan gratis merupakan kegiatan yang dipilih untuk mengisi bakti sosial. Pilihan jenis kegiatan tersebut lantaran kegiatan akan memberikan dampak besar untuk masyarakat. Bakti sosial menjadi ajang kegiatan untuk mengakomodasi masyarakat yang kurang mampu mendapatkan fasilitas yang selama ini sulit mereka peroleh. Kesehatan maupun pendidikan merupakan salah satunya.

Kegiatan tersebut akan membantu memecahkan permasalahan masyarakat marjinal mesipun sifatnya hanya sementara. Para relawan yang tergerak berpartisipasi dapat memberikan tenaga maupun pemikirannya untuk terlibat langsung ke masyarakat.

Dalam Bakti Sosial yang merupakan acara tahunan besar pertama Pejuang Pagi, komunitas ini memberikan ruang untuk relawan berbaur dengan masyarakat marjinal untuk berinterasi bersama, seperti relawan diberikan ruang untuk bermain bersama dengan anak-anak kurang mampu. "Kita ingin berbagi kebahagian bersama dengan warga sekitar," ujar Fajar.

Selain itu juga, ada menggambar bersama dengan komunitas gambar dari Bekasi. Karena, banyak warga di sekitar SMK yang kurang mendapatkan pendidikan, pemeriksaan kesehatan maupun membutuhkan golongan darah. Kegiatan aksi sosial diharapkan dapat membantu kebutuhan vital masyarakat di tengah himpitan kehidupan ekonomi yang semakin menantang.

Sementara dari sisi pelakunya, bakti sosial akan semakin menggugah masyarakat untuk lebih peduli terhadap sekitarnya. Pejuang Pagi yang menggelar aksi sosial di lingkungan SMK Telekomunikasi Telesandi Bekasi berharap aksi sosial tersebut dapat menyebar ke sejumlah tempat, terutama di SMP.

Alasannya, pelajar SMP lah yang nantinya akan melanjutkan ke sekolah menengah atas salah satunya , SMK. Saat ini, Pejuang Pagi masih mengggok kegiatan-kegiatan sosialnya supaya dapat menjadi contoh ke pihak ataupun sekolah lain.

Ketagihan Melakukan Aksi Sosial

Aksi sosial memberikan makna yang luas untuk pelakunya, mulai rasa bahagia yang membuncah hingga kerja keras untuk mendapatkan dana. Semuanya memberikan kenangan dan mendorong melakukan aksi kembali. Hal tersebutlah yang dirasakan Nalianrizky Emiel Nisya Faiz Arkana, 19, laki-laki yang bergabung di Pejuang Pagi satu tahun yang lalu tidak menyangkan kalau kegiatan sosial dapat membuat dirinya ketagihan.

"Ada perasaan senang, apalagi ucapan terima kasih (dari para penerima). Itu yang membuat saya betah," ujar dia yang ditemui di SMK Telekomunikasi Telesandi Bekasi, Selasa.

Sebelumnya, dia tidak mengetahui kalau kegiatan sosial dapat membuat hati senang. Pasalnya, dia baru pertama kali bergabung dalam kegiatan sosial. Sebelumnya selain sekolah, dia lebih banyak membantu bisnis orang tuanya. Selain itu, kegiatan sosial menjadi ajang untuk melepas penas usai bekerja.

Alumni SMK Telekomunikasi Telesandi Bekasi ini mengatakan ajang berkumpul dengan temanteman sesama pelaku aksi sosial mampu menghilangkan rasa penat.

"Dengan ngumpul itu, beban masalah hilang," ujar dia. Adanya kebersamaan antar teman mempung menghapuskan rasa lelah bahkan saat mempersiapkan aksi sosial hingga larut. Tidak jauh berbeda dengan Damar Eka Arianto, 18, kegiatan sosial tidak sekedar membagikan bingkisan pada kalangan yang membutuhkan.

Dia pun merasakan efek yang positif dari kegiatan yang dilakoninya itu. Silaturah dengan sesama temanpun semakin erat. "Saya lebih bisa dekat dengan teman-teman maupun adik kelas," ujar dia.

Melalui aksi pula, laki-laki yang biasa disapa Damar baru memahami bahwa di lingkungan sekolah, sebagai kegiatan komunitas, terdapat lingkungan kumuh yang di huni para pemulung.

Aksi sosial akan memberikan harapan bahwa kalangan marjinal tersebut pun merupakan bagian masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian satu sama lain.

Damar yang melakukan aksi sosial bersama Pejuang Pagi sejak setahun yang lalu tidak menyangka kalau aksi sosialnya akan berlanjut. "Kayak nagh saja, ayo lagi," ujar dia.

Selain itu kegiatan sosial memberikan pengalaman dalam mencari dana dengan berdagang berbagai minuman di car free day. Pengalaman tersebut cukup menantang lantaran sebelumnya dia belum pernah berjualan apalagi menyakinkan pembali. din/E-6

Redaktur:

Penulis: Dini Daniswari

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.