Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berani Investasi Saham sejak Belia

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Anak Muda Miliarder Saham

Penulis : Andika Sutoro Putra

Penerbit : Elex Media Komputindo

Terbit : Juni 2018

Tebal : 135 Halaman

ISBN : 978-602-04-5703-1

Saham identik dengan pasar modal, perusahaan yang go public dan tentu saja uang. Di samping itu, seorang investor saham berkait erat dengan orang kaya. Data termutakhir Forbes tahun 2018 menyatakan Jeff Bezos menghasilkan sebagian besar kekayaan dari 16 persen saham di perusahaan e-commerce Amazon yang didirikan tahun 1994. Demikian juga Mark Zuckerberg dari Facebook, Amancio Ortega dengan Zara, dan Larry Ellison lewat Oracle.

Warren Buffet, satu di antara triliuner yang menginspirasi penulis buku ini melalui jalan investasi di pasar saham secara benar. Pemilik saham Berkshire Hathaway itu memulai investasi di usia 11 dan menjadi miliuner di usia 32 tahun. Meski begitu, Buffet masih merasa menyesal karena baru mengenal saham ketika berusia 11. Setelah mengenal Buffet, tanpa berpikir panjang, Andika memantapkan diri terjun ke pasar saham pada usia 15.

Lewat teman ayahnya yang pernah bangkrut, Andika belajar. Ia menyadari pemain saham rugi karena tidak belajar dulu, tetapi langsung terjun. Andika telah menghabiskan lebih dari 200 juta rupiah untuk mengikuti sejumlah seminar dan membaca lebih dari 200 buku.

Kunci sukses di pasar saham bukan hanya soal modal uang, tapi juga usia muda dan skill atau kemampuan. Usia muda menjadi faktor paling mahal dari ketiganya. Artinya, ada waktu sangat panjang untuk mencapai kesuksesan. Dengan memanfaatkan usia muda untuk sungguh-sungguh belajar sehingga bisa lebih cepat sukses dan menikmati gaya hidup.

Skill juga penting karena tanpanya uang bisa lebih cepat habis. Tanpa ilmu mengelola, uang sebanyak apa pun juga akan habis. Menjadi sukses harus berani membayar harga, tidak apa-apa bersusah-susah dulu dengan menghemat secara ekstrem. Jangan pula hidup gengsian. Biarkan kesuksesan berbicara, bukan gengsi. Percuma kelihatan kaya jika sebenarnya dompet tipis. Lebih baik terlihat miskin, tetapi kaya (hlm 70).

Buku juga berisi strategi berinvetasi dan bimbingan agar tidak masuk jurang spekulan. Ini merujuk pada pernyataan Warren Buffet, jika seseorang membeli sesuatu hari ini dan mengharapkan besok dapat menjual di harga lebih tinggi, itu spekulasi. Saat seseorang membeli saham, perlu analisis perusahaan yang layak untuk diinvestasikan masa kini, lalu, dan kelak dari laporan keuangan dan laporan tahunan yang tersedia di website Indonesia Stock Exchange (idx).

Dengan menguasai filter semacam ini, investor bisa terhindar dari membeli kucing dalam karung (hlm 103). Saham bukanlah sebuah mainan, lotere, apalagi kasino. Buku ini juga dilengkapi upaya calon investor atau yang sudah berinvestasi untuk menjauhi dosa dalam investasi saham agar tidak tertipu.

Mindset keliru itu antara lain, informasi orang dalam adalah kunci kesuksesan. Percaya dengan sistem otomatis atau formula yang mampu mencetak uang seketika. Atau mengikuti saran jual/beli saham dari orang sukses (hlm 38-49). Intinya, setiap keputusan berinvestasi baik menahan atau melepas saham, investor harus independen. Dia mengerti alasan bisa profit atau rugi.

Buku ini menyajikan pengalaman gagal seorang investor saham pada usia muda dan membagikan pengalamannya bersama orang-orang berpengaruh seperti Lo Kheng Hong dan Dr Tan. Keberaniannya berinvestasi bukan hanya nafsu semata menginginkan kekayaan kilat.

Sebab, Andika berujar, "Peluang tersambar petir jauh lebih besar daripada memenangkan judi atau lotere." Lewat pergulatan hidupnya, dia memberanikan diri berinvestasi selama sembilan tahun dan sering mendapat tempat sebagai pembicara di kampanye "Yuk Nabung Saham". Buku ini layak dibaca mereka yang mencari inspirasi berinvestasi saham.


Penulis Alumnus IAIN Pekalongan

Komentar

Komentar
()

Top