Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berakhirnya Era Energi Fosil

Foto : ANTARA/HO-PLN

Ilustrasi - Salah satu pembangkit listrik sumber energi baru terbarukan (EBT) memanfaatkan tenaga surya atau PLTS di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

A   A   A   Pengaturan Font

Kalau negara di luar Indonesia bisa cepat mengembangkan PLTS kenapa kita yang mempunyai matahari lebih banyak tidak bisa. Kuncinya satu, perlu komitmen semua pihak.

Jumlah penghuni planet bumi terus bertambah. Hingga Agustus 2020, penduduk dunia bertambah menjadi 7,8 miliar jiwa. Jumlah manusia yang terus bertambah ini otomatis juga menambah jumlah kebutuhan energi yang dewasa ini hampir semua kebutuhannya diperoleh dari energi fosil seperti pembangkit listrik dan beberapa alat transportasi.

Besarnya kebergantungan terhadap energi fosil ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil menghasilkan zat-zat yang sangat polutif. Dan itu sangat menurunkan kualitas udara, terutama di kota-kota besar, sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan dan menyebabkan gangguan kesehatan.

Maka tidak mengherankan jika Kelompok Tujuh Negara Kaya (G-7) setuju segera mengakhiri investasi internasional energi fosil, terutama batu bara. Langkah G-7 tersebut mengikuti rekomendasi dari Badan Energi Internasional bahwa semua proyek bahan bakar fosil di masa depan harus dibatalkan jika dunia ingin mencapai emisi karbon nol-pada tahun 2050.

Wacana untuk meninggalkan batu bara juga muncul dari negara-negara peserta Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-26 (COP26) yang akan berlangsung di Glasgow, Inggris, November mendatang. Konferensi tersebut antara lain mengusung tema, membatasi pemanasan global pada tingkat 1,5 derajat Celsius, membantu manusia dan alam beradaptasi dengan pemanasan iklim yang pasti akan terjadi, dan mengumpulkan dana bagi negara-negara miskin untuk mendapatkan teknologi bersih.

Presiden COP26, Alok Sharma, mendesak negara-negara untuk meninggalkan pembangkit listrik tenaga batu bara dengan negara kaya sebagai pelopornya. Negara kaya harus membantu negara yang miskin membuat perubahan yang sama dan mengajak perbankan menghentikan pendanaan kepada negara-negara yang akan membangun pembakit listrik tenaga batu bara.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : M. Selamet Susanto

Komentar

Komentar
()

Top