Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berada Dalam Posisi Bawah Di Survei CSIS, PPP Masih Perlukan Suharso Monoarfa

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan PPP menjadi salah satu partai yang kurang populer di kalangan pemilih muda.

Sementara itu, survei CSIS ini dilakukan pada rentang waktu 8-13 Agustus 2022 terhadap responden yang berusia 17-39 tahun yang diasumsikan sebagai pemilih muda. Penarikan sampel menggunakan multistage random sampling terhadap 1.200 responden di 34 provinsi. Margin of error sebanyak +/-2,84% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Survei tersebut menyajikan pertanyaan 'Apakah Anda mengenal (pernah dengar/melihat/mengetahui) nama-nama partai di bawah ini/ Dan bila mengenal, apakah Anda suka dengan partai politik tersebut?'.

Hasilnya PPP berada di urutan bawah bersama dengan PBB, PSI, Partai Garuda, Partai Berkarya, PKPI, Partai Gelora dan Partai Ummat.

Menanggapi hal tersebut, Pengamat politik dan CEO Point Indonesia Karel Susetyo menyatakan bahwa ini pertanda lampu kuning bagi PPP. Situasi yang membahayakan, dimana PPP bisa tidak lolos Electoral Treshold pada Pemilu 2004 mendatang.

Untuk itu, lanjut Karel PPP segera melakukan konsolidasi internal dengan menyatukan kekuatan paska Munas Serang. Kepemimpinan baru di PPP tak bisa membuang gerbong Suharso Monoarfa dengan begitu saja. Dalam kondisi saat ini, PPP lebih membutuhkan Suharso Monoarfa ketimbang sebaliknya.

Suharso Monoarfa telah menunjukkan kelas nya sebagai seorang Negarawan tanpa pamrih, yang berhasil menyelamatkan PPP dari keterpurukan jelang pemilu 2019. Meski disingkirkan secara kasar lewat Munas Serang, Dia tak pernah sekalipun menunjukkan sikap marah, ngambek apalagi sampai keluar dari partai dan membentuk partai sempalan.

Sebaiknya Mardiono cs menghormati sosok Suharso Monoarfa sebagai bagian awal dari strategi politik pemenangan pemilu 2004.

Tanpa itu, PPP bisa gembos dari dalam. Apalagi Suharso Monoarfa pernah berjasa menyelamatkan PPP pada pemilu 2019 lalu, dimana ketika itu Ketum PPP M. Rohamurmuziy tertangkap OTT oleh KPK.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top