Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
“SMS Blast”

Bentuk Pertahanan Banjir Warga Jakarta

Foto : ANTARA / Muhammad Iqbal

korban banjir I Warga terpaksa mengungsi ke dataran yang lebih tinggi karena rumahnya terendam banjir akibat meluapnya sungai Cisadane di kawasan Karawaci, Tangerang, Banten, Jumat (26/4). Hujan deras dengan intensitas tinggi di kawasan Bogor Jawa Barat yang menyebabkan sunga Cisadane meluap hingga menyebabkan banjir di kawasan tersebut.

A   A   A   Pengaturan Font

Pada pukul 20.50 Kamis malam (25/4), telepon genggam milik petugas Sumber Daya Air (SDA) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Wahyudi, tidak henti berbunyi. Bunyi tersebut berupa notifikasi masuknya pesan singkat dan pesan media sosial milik Wahyudi. "Biasanya jam segituan pesan yang masuk dari WA group (grup WhatsApp) teman sekolah," ujar Wahyudi.

Namun di Kamis malam itu, pesan yang masuk juga berupa pesan singkat atau short messaging service (SMS). Tak ayal, Wahyudi menghentikan laju sepeda motornya untuk membaca pesan yang masuk.

Isi dari pesan tersebut adalah: INFO KRONOLOGIS KENAIKAN BENDUNG KATULAMPA SIAGA 1. Kamis, 25 April 2019, pukul 20.30. Pukul 19.00 WIB, tinggi muka air (TMA) 20 cm, kondisi hujan, siaga 4. Pukul 20.10 WIB, TMA 180 cm, kondisi hujan, siaga 2,... hingga akhirnya pukul 20.30 WIB, TMA 220 cm, kondisi hujan, Katulampa siaga 1!

Tanpa pikir panjang, Wahyudi meneruskan isi pesan tersebut ke rekan-rekannya dan warga di pinggiran Kali Ciliwung tempat dia biasa bertugas. Wahyudi mengaku bersyukur mendapat dan meneruskan pesan tersebut kepada warga. Menurutnya, ini2019bisa membantu warga bersiaga.

Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat, Setiawan, juga menerima pesan berupa SMS yang sama. Seperti Wahyudi, Setiawan juga meneruskan pesan tersebut kepada rekan-rekannya dan warga di sekitar bantaran Sungai Ciliwung.

Setiawan mengaku sangat terbantu dengan kehadiran berupa pesan singkat berbentuk SMS blast (SMS yang disebarluaskan, red) tersebut. Menurut Setiawan, setidaknya dia dan warga bisa bersiap-siap walaupun kadang tetap saja mereka kewalahan.

Contohnya, kali ini menurut Setiawan, banjir yang menggenangi daerah Bukit Duri samping Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 8 Jakarta meluas akibat tanggul penahan air jebol. Akibatnya, air masuk ke lokasi perumahan warga.

"Karena tanggul yang berada di belakang jebol Mas, jadi air kiriman Katulampa yang berasal dari Sungai Ciliwung pun masuk ke perumahan warga," kata Setiawan.

Menurut Setiawan, karena ketinggian air tidak terlalu tinggi maka sebagian warga kompleks tidak mau mengungsi. Tapi warga yang tinggal di pinggiran kali banyak yang memilih mengungsi.

"Kebanyakan warga di sini tidak mengungsi. Mereka memilih untuk bertahan karena ketinggian air tak parah," ujarnya.

Daerah Kelurahan Bidara Cina merupakan daerah yang paling parah tergenangi air. Ketinggian air di kawasan ini mencapai 2,5 hingga 3 meter atau lebih tinggi dari tinggi kebanyakan orang dewasa.

Kondisi perumahan yang berada di belakang Rumah Susun (Rusun) Bidara Cina harus menggunakan getek (perahu bambu). Kebanyakan warga disekitar situ memiliki rumah berlantai 2. Jadi, mereka mengungsi di lantai atas mereka.

Sedangkan warga yang tak memiliku rumah dua lantai, mereka memilih mengungsi di pos karang taruna yang sudah sediakan pihak Kelurahan setempat.

Menurut Wahyudi, banjir sebenarnya baru tiba di Jakarta sekitar pukul 06.00 WIB. Namun, air kiriman yang berasal dari Katulampa tersebut terus meninggi. Sekitar pukul 10.00 WIB, air sempat mencapai ketinggian 3 meter.

"Tapi, Jumat siang air genangan itu sudah mulai surut mencapai 2,60 meter. Kami menaruh alat untuk mengetahui ketinggian air yang berada lokasi banjir," ujar Wahyudi.

Warga Terkejut

Meskipun telah ada sistem peringatan dini melalui SMS blast tetap saja masih ada warga yang terkejut dan tidak siap menghadapi banjir. Contohnya, Jayadi (38) warga RT 06 Kelurahan Bidara Cina yang mengaku sempat terkejut saat ada imbauan dari RT saat air Ciliwung mulai meninggi. "Itu kejadian (Jumat) pagi hari saat air meninggi dan mencapai 2,5 meter," tutur Jayadi.

Kemudian, lanjut Jayadi, dirinya memutuskan untuk mengungsikan istri anaknya ke kantor karang taruna setempat yang lokasinya lebih tinggi. Menurut Jayadi,di Karang Taruna ini telah menumpuk barang bawaan warga yang telah diungsikan seperti mesin cuci, pakaian, dan lemari es.

"Saya langsung ngungsi bersama istri dan anak di balai karang taruna yang lokasinya lebih tinggi," terang Jayadi. Diakui Jayadi, barang yang dibawanya pun hanya pakaian yang melekat di tubuhnya, begitu pula dengan sang istri. Mereka tak sempat menyelamatkan barang lainnya. "Ya seadanya kami menyelamatkan diri, sebagian lagi barang-barang masih berada di rumah," tuturnya. john abimanyu/P-6

Komentar

Komentar
()

Top