Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aksi Rompi Kuning

Bentrokan Masih Mewarnai Demo di Prancis

Foto : AFP/Sebas tie n SALOM-GOMIS

Lindungi Diri l Sejumlah pengunjuk rasa Rompi Kuning di Kota Nantes, Prancis, melindungi diri mereka dari serangan peluru gas air mata saat terjadi bentrokan dengan polisi pada Sabtu (11/5).

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Para pengunjuk rasa "Rompi Kuning" pada Sabtu (11/5) dilaporkan masih melakukan aksi protes untuk menentang Presiden Emmanuel Macron di Paris dan beberapa kota lainnya di Prancis. Dalam aksi protes yang telah memasuki pekan ke-26 itu, terjadi bentrokan yang sporadis antara massa demonstran dengan petugas keamanan.

Menurut laporan kantor berita AFP, ratusan orang melakukan pawai dari Jussieu University di Paris. Massa aksi menyatakan solidaritas pada pengajar yang pekan lalu mogok saat menentang proyek reformasi pendidikan.

"Hari ini kami menyatakan dukungan pada orang tua, keluarga dan siapapun yang berada dalam sistem pendidikan," kata salah seorang pengunjuk rasa bernama Jean-Christophe Valentin.

Aksi unjuk rasa Rompi Kuning saat ini tak terkonsentrasi di kawasan Champs-Elysees dan sebagaian besar wilayah di pusat Paris, karena telah ada larangan untuk menggelar aksi di kawasan-kawasan itu. Karena larangan itu, panitia aksi protes Rompi Kuning kembali menyerukan digelarnya unjuk rasa secara nasional.

Walau jalannya aksi unjuk rasa di Paris kondusif, lain halnya dalam aksi demo di Kota Lyon dan Nantes yang dilaporkan anarkis.

Di Nantes, polisi mengejar sekelompok orang berjumlah lebih dari 500 orang yang melempari batu dan objek lainnya ke arah aparat keamanan. Kelompok itu diduga merupakan anggota kelompok sayap kiri jauh.

Dalam insiden ini dilaporkan satu orang dievakuasi karena mengalami luka-luka dan ditolong oleh unit P3K dari kelompok demonstran. Seorang juru kamera berita CNews bernama Stephane Perrier pun dilaporkan terluka ringan akibat terkena peluru karet saat merekam bentrokan.

"Saya tak apa-apa karena peluru karet mengenai sabuk saya," kata Perrier.

Sementara itu dalam bentrokan di Kota Lyon terjadi setelah polisi menembakkan peluru gas air mata untuk membubarkan kerumunan orang ketika sejumlah demonstran bertopeng berusaha membangun barikade darurat.

Aksi unjuk rasa mulai bubar setelah pukul 6 sore waktu setempat. Sementara para pejabat kepolisian mengatakan sedikitnya 10 petugas terluka dalam bentrokan di Lyon.

Tuai Kecaman

Aksi unjuk rasa yang dinodai kerusuhan dan bentrokan sporadis dengan polisi di beberapa kota di Prancis, telah menuai kecaman dari kritikus karena tindakan pasukan keamanan yang menggunakan kekerasan dianggap berlebihan dan tak proporsiaonal.

Kecaman mulai meningkat saat ada rekaman video yang memperlihatkan seorang perwira polisi melemparkan batu ke arah para demonstran pada rapat umum Hari Buruh. Tindakan tak terpuji ini telah diselidiki oleh petugas kepolisian.

"Kami sudah muak dengan ketakutan akibat adanya tindak kekerasan dari polisi," kata seorang akuntam dari Lyon bernama Thierry Boirivant, 44 tahun.

Gerakan aksi Rompi Kuning awalnya menyuarakan protes terhadap kenaikan pajak bahan bakar. Namun gerakan ini dengan cepat berubah menjadi pemberontakan yang meluas terhadap Macron, karena ia dituduh mengabaikan para pencari nafkah berpenghasilan rendah di kota kecil dan pedesaan Prancis.

Pada April, Presiden Macron meluncurkan inisiatif senilai hampir 17 miliar euro berupa kenaikan upah dan pemotongan pajak bagi mereka yang berpenghasilan rendah untuk memadamkan protes, dan bersumpah untuk mengatasi keluhan pemilih dengan lebih baik setelah berbulan-bulan berdebat di balai kota. Sayangnya inisiatif Macorn itu sia-sia belaka. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top