Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Colin Huang, Pendiri dan CEO Pinduoduo

Belajar Menjadi Kaya

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Colin Huang mempunyai prinsip harus belajar cara mengelola dan menerima status menjadi kaya sebelum menjadi kaya.

Pinduoduo adalah perusahaan dengan platform e-commerce yang memungkinkan penggunanya berpartisipasi dalam transaksi pembelian secara kelompok. Sebagaimana Taobao Alibaba Group, Pinduoduo memungkinkan masyarakat untuk menjual barang-barang seperti pakaian wanita, buah dan sayuran segar, bahkan barang elektronik.

Perbedaannya adalah pengguna Pinduoduo bisa mendapatkan produk dengan harga lebih murah jika melakukan pembelian kelompok, dengan kesepakatan bersama orang lain. Itulah sebab, mayoritas pengguna Pinduoduo berasal dari kota-kota kecil di Tiongkok, dengan penduduk bergaji rendah dan tingkat kesejahteraan warga yang kurang makmur.

Pinduoduo didirikan oleh Colin Huang sebagai Shanghai Dream Information Technology Co Ltd di Shanghai, Tiongkok, pada September 2015. Setelah mendapatkan suntikan dana 110 juta dollar AS, pada 2018 jumlah pengguna Pinduoduo telah melampaui 200 juta orang dengan nilai penjualan melampaui 100 miliar yuan serta volume pesanan harian menempati urutan kedua setelah Taobao di Tiongkok.

Dalam tahun yang sama, perusahaan Pinduoduo terdaftar di NASDAQ Amerika Serikat dengan simbol ticker PDD yang dijual sembilan dollar AS per saham sehingga meraih dana IPO 1,6 miliar dollar AS, menjadikannya salah satu IPO terbesar tahun 2018. Bahkan, pada Februari 2019, perusahaan mengumumkan penjualan publik lebih dari satu miliar dollar AS dari saham tambahan.

Sejak itu, Colin Huang menjadi orang terkaya ke-13 di Tiongkok dengan jumlah kekayaan mencapai 14 miliar dollar AS. Pinduoduo, yang sekarang bernilai sekitar 21,1 miliar dollar AS adalah perusahaan keempat milik pria berusia 38 tahun itu, dan dia masuk ke peringkat ke-94 dalam daftar miliuner versi majalah Forbes tahun 2019. "Saya harus belajar cara mengelola dan menerima status menjadi kaya sebelum menjadi kaya," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Huang lahir pada 1980 dari orang tua yang bekerja sebagai buruh pabrik di pinggiran Hangzhou, kota yang menjadi pusat raksasa e-commerce Tiongkok, Alibaba. Sebagai anak, Huang menunjukkan bakat dalam matematika. Dia berhasil memenangkan medali dalam kompetisi matematika dan diterima masuk ke Sekolah Bahasa Asing Hangzhou, sebuah sekolah menengah elite di Provinsi Zhejiang.

Saat SMA, Huang mulai berinteraksi dengan siswa lain yang berasal dari latar belakang yang lebih kaya. Pada saat itu, dia berteman dengan putri Wali Kota Hangzhou, dan membuatnya menjadi lebih percaya diri, dan nyaman berinteraksi.

Pada usia 18 tahun, dia pergi untuk menimba ilmu komputer di Universitas Zhejiang, dan terpilih sebagai salah satu dari sedikit orang Tiongkok yang menerima bantuan dari Melton Foundation, yang didirikan oleh pendiri Verifone, Bill Melton. Huang juga sempat menjadi pegawai kerja magang di kantor Microsoft di Beijing dengan gaji 6.000 yuan.

"Pada saat itu, sudah lebih besar dari gaji ibu saya," katanya dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg.

Perjalanan Huang ke AS dimulai ketika ia mendaftar di University of Wisconsin untuk mendapatkan gelar master dalam ilmu komputer. Profesor yang menjadi pendidik Huang terkesan dengan kinerja mahasiswa itu dan memberinya rekomendasi untuk masuk ke perusahaan raksasa teknologi terbesar di awal 2000-an, Oracle, Microsoft, dan IBM. Dia menerima tawaran pekerjaan dari ketiganya, tetapi menolak semuanya untuk melamar pekerjaan di Google pada 2004, tahun yang sama saat perusahaan mesin pencari itu go public. "Microsoft sangat mapan, jika Anda ingin mendapatkan kartu hijau, itu mungkin tempat terbaik untuk pergi," kata Huang.

Namun, dia mengambil risiko dari ketidakpastian dengan perusahaan internet start-up dan taruhannya terbayar. Dalam tiga tahun saat Huang menjadi insinyur di Google, saham perusahaan melonjak dari 85 dollar AS menjadi lebih dari 500 dollar AS, memberinya kebebasan finansial dasar.

Pulang Kampung

Pada 2006, saat persaingan Google dengan Baidu memuncak di Tiongkok, Huang kembali ke kampung halaman. Namun, dia harus terbang bolak-balik ke AS untuk hal-hal kecil yang mengharuskan penandatanganan dari pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin. Karena perjalanan melintasi Pasifik menghabiskan stamina, Huang segera mengundurkan diri.

Pada 2007, Huang memulai usahanya sendiri berupa situs e-commerce bernama Ouku yang menjual barang elektronik dan peralatan rumah tangga. Dia menjual usaha itu pada 2010, kemudian memulai perusahaan keduanya Leqi, yang membantu merek asing memasarkan toko mereka di platform e-commerce populer seperti Tmall dan JD.com. Perusahaan ketiga Huang adalah sebuah studio game bernama Xunmeng yang menciptakan game role-playing berbasis web.

Pada saat itu, dia menawarkan permainan yang menampilkan karakter wanita berpakaian minim yang bisa bertarung bersama para pemain. Meskipun tidak ilegal, konten erotis atau sugestif adalah wilayah abu-abu di Tiongkok, masyarakat yang kerap mengalami sensor. Pada saat memutuskan untuk memulai Pinduoduo, dia sudah menganggap dirinya mandiri secara finansial. "Saya tidak pernah berpikir untuk mengubah dunia, saya hanya ingin melakukan halhal dengan baik, selangkah demi selangkah. Jika saya dapat mengubah cara orang melakukan berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, saya pikir itu sudah cukup," katanya kepada Tencent News.

Saat Huang meluncurkan Pinduoduo pada 2015, ruang e-commerce di Tiongkok sudah didominasi oleh Alibaba dan JD.com. Tetapi, Huang yang kaya dengan pengalaman dalam e-commerce serta game, melihat jalan untuk memperkuat pengalaman pembelian online.

Regulator perdagangan Tiongkok, Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar (SAMR), sempat meminta otoritas terkait menyelidiki terhadap keluhan yang diterima tentang produk palsu dan imitasi Pinduoduo.

Pinduoduo kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan akan bekerja sama dengan pihak berwenang dan menerapkan mekanisme yang lebih kuat untuk mengeluarkan produk tersebut dari situsnya. "Apa yang dialami Alibaba ketika mereka memulai, juga sesuatu yang harus kita lalui," kata Huang. SCMP/forbes/ selocahyo/AR-2

BIODATA

Nama: Colin Huang

Usia: 38 Tahun

Kewarganegaraan: Tiongkok

Pendidikan:
- University of Wisconsin
- Zhejiang University

Karier:
- Google
- Perusahaan E-Commerce Ouku
- Perusahaan E-Commerce Leqi
- Studio Game Xunmeng
- Pendiri dan CEO Pinduoduo

Komentar

Komentar
()

Top