Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Belajar Kasih Sayang dari Kisah-kisah Yesus

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Ziarah Batin 2019: Renungan dan Catatan Harian

Penulis : Rm Antonious Sad Budianto CM dkk

Penerbit : Obor

Cetakan : 2019

ISBN : 978-979-565-827-6

Selain Alkitab, buku ini penting dibaca setiap hari sepanjang tahun. Ia merangkum kisah-kisah Yesus dan diulas. Dari 300 tema tulisan buku, titik tekannya pada penguatan perasaan kasih sayang kepada sesama. Catatan awal buku ini mengisahkan kelahiran Yesus di kandang domba yang tentunya sederhana.

Para pengembala yang datang melihat takjub menyaksikan bayi Yesus. Mereka merasakan hal luar biasa. Mereka pun mengabarkan kehadiran Bayi Ajaib tersebut. Buku ini menjelaskan kehadiran Yesus bentuk kasih Tuhan kepada umat manusia. Dia selalu menjaga dan memelihara umat-Nya. "Itulah rahasia iman kita. Allah telah turun demi keselamatan agar kita sungguh mengalami damai sejahtera," tulis buku ini.

Meyakini bahwa Yesus sebagai Juru Selamat menyaratkan bukti sejauh mana umat-Nya mengikuti seluruh ajaran-Nya. Sepanjang Yesus hidup, Dia berinteraksi dengan beragam golongan. Dia juga menghadapi beragam masalah. Sikap dan ucapan-Nya menjadi ajaran yang harus dipraktikkan umat-Nya hingga akhir zaman.

Dikisahkan, Yesus menyampaikan perumpamaan kepada murid-murid-Nya. "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui."

Perumpamaan tersebut mengingatkan kita akan situasi bangsa akhir-akhir ini. Budaya hoax, ujaran kebencian, saling menjelekkan, serta budaya fitnah semakin marak. Murid Kristus diingatkan agar tidak mengumbar fitnah dan mengadili sesama. Yesus menghendaki pengikut-Nya untuk memiliki keutamaan belas kasih Kristiani, yakni mengampuni. Kesejatian iman seorang Kristen dapat diukur dari kemampuannya untuk mengampuni yang lain. Alih-alih mengadili dan menfitnah sesama, ia justru memilih untuk memeriksa kekurangan dan kesalahannya sendiri.

Sebagai pesan universal, metafor yang disampaikan Yesus bisa direnungkan penganut agama lain bahwa memfitnah dan fokus pada kesalahan orang lain adalah penyakit hati. Penganut agama yang doyan menyebar kebencian sama sekali tidak punya kasih sayang dalam diri mereka kepada sesama. Yesus mengatakan, hati adalah sumber perbuatan. "Bila cinta akan dunia dan keinginan daging memerintah atas dirinya, hatinya akan menyimpan perbendaharaan yang jahat," tulis buku ini.

Yesus memberikan penjelasan hakikat dunia kepada murid-murid-Nya lewat kisah orang kaya dan miskin bernama Lazarus. Si kaya selalu berpakaian mewah, glamor, dan sering berpesta pora. Lazarus suatu hari datang ke rumah si kaya, dalam keadaan lapar, berharap bisa mendapat makanan. Dia menunggu di pintu. Anjing-anjing datang menjilat borok di tubuh Lazarus. Akhirnya, dia mati kelaparan.

Sewaktu si kaya mati, di alam maut dia sengsara. Dia terkejut saat menyaksikan Lazarus duduk di pangkuan Abraham. Si kaya mengiba-iba agar Lazarus mencelupkan jemarinya ke dalam air untuk diberikan kepada dirinya yang kehausan. "Anak, ingatlah bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu kamu hidup. Sedangkan Lazarus menerima segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita," kata Abraham.

Lewat kisah ini, Yesus hendak menegaskan bahwa kekayaan yang dipandang sebagai berkat dari Tuhan dalam tradisi Yahudi tidak pernah mampu menyelamatkan jiwa-jiwa. Keselamatan justru didapat ketika milik kita digunakan untuk melakukan belas kasih dan kepedulian. Allah tidak melihat ciptaan berdasarkan milik, tapi belas kasihnya tiap hari.

Buku ini diformat sebagai bahan renungan harian untuk sepanjang tahun. Pilihan materi berupa kisah Yesus sangat tepat karena sangat enak dibaca dan mudah dipahami.

Diresensi Faiz, Staf Lembaga Pendidikan An-Najah Karduluk, Sumenep

Komentar

Komentar
()

Top