Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Belajar dari Yogya, Bagaimana Promosikan Partisipasi dan Inklusi Sosial di Kampung Kota

Foto : The Conversation/Shutterstock/Lifexplorer

Kampung kota di bantaran sungai Code di Yogyakarta.

A   A   A   Pengaturan Font

Lambang Septiawan, The University of Melbourne

Kumuh, padat, fasilitas dasar terbatas, dan hunian khusus wong cilik merupakan label-label yang kerap disematkan pada kampung kota di Indonesia.

Meskipun demikian, kampung kota memiliki posisi penting dalam konteks urbanitas di Indonesia karena menjadi tempat hidup bagi mayoritas masyarakat perkotaan. Hal ini menempatkan kampung kota sebagai tempat tinggal kelompok rentan seperti masyarakat berpenghasilan rendah, lanjut usia (lansia), dan penyandang disabilitas.

Kampung kota adalah tipe permukiman khas, yang biasanya dibangun secara swadaya oleh migran dari pedesaan. Hunian di kampung kota memiliki setting informal. Warga kampung kota memiliki otonomi untuk menentukan lingkungan kehidupan mereka. Secara geografis, kampung kota memiliki karakteristik yang beragam. Contohnya adalah Kampung Ledok Code di Yogyakarta yang berasosiasi dengan Sungai Code dan Kampung Nelayan Kenjeran yang memiliki keterkaitan dengan kawasan pesisir di Surabaya, Jawa Timur.

Sebagai adaptasi dari penelitian kolaboratif saya bersama Ariane Utomo dan Ilan Wiesel dari Universitas Melbourne, Australia, yang diterbitkan di jurnal Disability & Society, artikel ini membahas bagaimana inklusi sosial bagi penyandang disabilitas dapat dipromosikan melalui aksi-aksi sederhana yang muncul dari interaksi penyandang disabilitas dengan elemen sosio-kultural kampung kota.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top