Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Belajar dari 2 Gelembung Teknologi, Apakah Pamor AI akan Pecah lalu Pudar?

Foto : medium.com

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Era ini mencerminkan optimisme pasar yang berlebihan, didorong oleh potensi revolusioner World Wide Web. Alan Greenspan, dengan istilah kegairahan irasional, menggambarkan bagaimana investor-terpesona oleh daya tarik Internet-menanamkan modal besar-besaran pada perusahaan internet yang baru berdiri.

Perusahaan-perusahaan rintisan ini, seringkali tanpa model bisnis yang terbukti atau arus pendapatan yang jelas, dengan mudah mendapatkan akses ke modal, terutama melalui Penawaran Umum Perdana (IPO). Beberapa perusahaan besar yang melakukan IPO menjelang periode gelembung dot-com ini antara lain BlackBerry, Broadcom Corporation, dan Verisign.

Indeks NASDAQ Composite, yang didominasi oleh saham teknologi, meningkat lebih dari 400%. Nilainya mencuat dari di bawah seribu poin pada tahun 1995 menjadi di atas 5 ribu poin pada 2000. Ini menandakan lonjakan minat investor.

Sayangnya, banyak dari perusahaan ini memiliki fondasi bisnis yang lemah dan lebih fokus pada pangsa pasar daripada profitabilitas. Pada tahun 2000, gelembung dot-com meletus.

Kejatuhan sektor dot-com ditandai ketimpangan serius antara valuasi yang melambung dan kesehatan finansial yang sesungguhnya. Indeks Internet Bloomberg AS anjlok dari $2,9 triliun (dengan kurs saat ini setara Rp47.000 triliun) menjadi $1,1 triliun (Rp17.900 triliun), alias terpangkas lebih dari setengahnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top