Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Cuaca Ekstrem

Beijing Diguyur Hujan Terparah dalam 140 Tahun

Foto : AFP/Jade Gao

Terobos Banjir I Sejumlah warga nekat menerobos banjir yang menggenangi sebuah jalanan di Zhuozhou, bagian utara dari Provinsi Hebei pada Rabu (2/8). Banjir ini terjadi setelah Ibu kota Tiongkok mengalami curah hujan terberat dalam 140 tahun.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Hujan mematikan yang melanda ibu kota Tiongkok dalam beberapa hari terakhir adalah yang terberat sejak pencatatan dimulai 140 tahun lalu, kata dinas cuaca Beijing pada Rabu (2/8), saat operasi pembersihan besar-besaran pascabanjir dimulai.

Jutaan orang telah dilanda peristiwa cuaca ekstrem dan gelombang panas berkepanjangan di seluruh dunia dalam beberapa pekan terakhir yang menurut para ilmuwan peristiwa itu diperburuk oleh perubahan iklim.

Dinas Meteorologi Beijing mengatakan ibu kota Tiongkok baru saja mengalami curah hujan terberat dalam 140 tahun, selama otoritas kota menyimpan catatan cuaca.

"Angka maksimum curah hujan yang tercatat selama terjadinya topan ini, 744,8 mm, terjadi di Waduk Wangjiayuan di Changping," kata dinas tersebut seraya menambahkan bahwa volume terbesar yang tercatat sebelumnya adalah 609 mm pada tahun 1891.

Hujan badai yang melanda Beijing dan provinsi tetangga Hebei telah merenggut sedikitnya 20 nyawa. Pada Rabu, pusat banjir dilaporkan telah bergeser ke Hebei.

Di Distrik Fangshan Beijing yang adalah di perbatasan antara ibu kota dan Hebei, jurnalisAFPmenyaksikan sebuah taman yang benar-benar tergenang air, dengan berton-ton sampah terjebak di dekat jembatan.

JurnalisAFPdalam laporan pandangan matanya melihat ambulans, kapal penyelamat, dan mobil polisi hilir mudik menuju ke Zhuozhou, sebuah distrik di Hebei yang terkena dampak paling parah.

Hujan amat lebat ini terjadi setelah Topan Doksuri menyapu ke utara Tiongkok setelah menghantam Provinsi Fujian selatan dan Filipina pekan lalu.

Operasi Pembersihan

Dengan berkurangnya curah hujan, fokus beralih ke operasi bantuan, dengan ratusan pekerja penyelamat dari Palang Merah Tiongkok dikirim ke daerah yang terkena dampak paling parah untuk membersihkan puing-puing dan membantu mengevakuasi para korban, laporXinhua.

Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pada Selasa (1/8) menyerukan segala upaya untuk menyelamatkan warga yang terperangkap atau terjebak oleh cuaca ekstrem tersebut.

"Prioritas utama saat ini adalah menyelamatkan nyawa orang, berpacu dengan waktu untuk mencari orang hilang atau terjebak dan meminimalkan korban," kata Wakil Perdana Menteri Zhang Guoqing, seperti dikutip dariXinhua.

Setelah Doksuri, Tiongkok saat ini menyatakan waspada terhadap kedatangan Topan Khanun, badai keenam tahun ini, yang saat ini mendekati pantai timur Tiongkok. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top