Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Pasar - 16 Perusahaan Masuk “Pipeline” IPO Tahun ini

BEI Kejar Target 57 Emiten Baru

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menargetkan jumlah emiten baru yang mencatatkan sahamnya melalui skema penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada tahun 2019 sebanyak 57 emiten. Jumlah tersebut sama dengan yang diperoleh pada tahun 2018. Saat ini, Bursa telah mencatatkan 32 emiten baru. Bursa berharap target emiten baru tahun ini bisa tercapai.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia, mengatakan pihaknya tidak melakukan perubahan apa pun terkait jumlah emiten baru yang mencatatkan sahamnya di Bursa. Bahkan, jumlah emiten baru tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Hanya saja dari sisi nilai emisi yang dihimpun dalam gelaran IPO, pihaknya tidak bisa menetapkan akan lebih besar atau sebaliknya lebih kecil dibandingkan tahun lalu.

Hingga 9 Agustus 2019, total nilai hasil IPO mencapai 109,2 triliun rupiah. "Pencapaian kita tidak kurang dari pencapaian tahun lalu sebanyak 57 emiten baru. Tahun ini sudah ada 32 emiten baru dan di pipeline ada 16 perusahaan. Kita sudah diskusi dengan underwriter sebanyak 33 sekuritas. Harapannya target 57 emiten bisa tercapai," ungkapnya di Jakarta, Senin (12/8).

Kendati demikian, Nyoman enggan berkomentar lebih lanjut calon emiten yang mengurungkan niat melantai. "Sebanyak 16 perusahaan di pipeline itu di luar yang delay," jelas dia. Sementara bagi anak usaha BUMN yang berencana melakukan IPO, Nyoman menyatakan telah berkordinasi untuk tetap bisa mencatatkan sahamnya.

Menurut Nyoman, dari 16 perusahaan yang ada di pipeline, tiga perusahaan berasal dari hasil inkubator Bursa. Sementara itu, salah satunya adalah perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) yang akan turut meramaikan lantai Bursa.

Perusahaan Inkubator

Meski begitu, Nyoman belum bisa menyebutkan lebih lanjut mengenai perusahaan fintech tersebut. Bagaimanapun, Bursa memberi kemudahan bagi perusahaan fintech yang ingin melantai di pasar modal. Sebab, regulasinya pun sudah mampu mengakomodasi para perusahaan fintech tersebut untuk bisa menggelar IPO.

"Paling tidak ada tiga perusahaan inkubator yang akan IPO dan salah satunya fintech itu" jelas dia. Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, memastikan akan senantiasa membantu apabila ada perusahaan fintech, yang ingin berkonsultasi dengan BEI terkait rencananya melantai di Bursa. "Kendala pasti ada, tapi bisa dicari solusinya," kata Inarno.

Ditambahkan Inarno, saat ini Bursa tidak hanya mengakomodasi perusahaan-perusahaan besar, tapi juga perusahaan-perusahaan dengan skala kecil dan menengah. Dengan begitu, menambah jumlah emiten dari segi kuantitas dan membawa Indonesia menjadi negara dengan pertumuhan jumlah emiten tertinggi di Asean. "Kita juga konsentrasi untuk small-medium enterprise. Tentunya rising fund yang besar-besar kita juga mencari untuk go public," tambahnya.

Berdasarkan data pihak BEI, keenam belas perusahaan lain yang masuk pipeline BEI hingga akhir 2019 itu merupakan perusahaan yang bergerak di sektor properti, perdagangan dan pelayanan investasi, pertambangan, asuransi, industri kimia, keuangan, serta infrastruktur. Total dana yang akan diraih perusahaan-perusahaan tersebut diprediksi mencapai lebih dari 867,44 miliar rupiah.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top