Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Begini Upaya Bapanas Bantu Atasi Fluktuasi Harga Pangan di Tingkat Petani

Foto : Istimewa

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi meminta jajarannya untuk bergerak membantu petani, terutama petani bawang merah dan tomat.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah bergerak cepat saat petani mengalami kesulitan pada harga jual. Kecenderungan menurunnya harga di tingkat produsen pada saat pasokan dari produksi dalam negeri berlimpah menjadi tantangan tersendiri.

Menanggapi dinamika ini, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi meminta jajarannya untuk bergerak membantu petani, terutama petani bawang merah dan tomat.

"Badan Pangan Nasional itu temannya petani. Tugas dari Bapak Presiden Jokowo ke kita itu untuk terus menjaga keseimbangan harga pangan. Hari ini yang perlu dibantu itu petani bawang merah dan tomat. Jadi segenap tim Badan Pangan Nasional telah mengupayakan bersama teman-teman Kementerian Pertanian untuk membantu menstabilkan kembali harga," ujar Arief di Jakarta, Sabtu (20/7).

Terjadinya fluktuasi harga pada beberapa komoditas pangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pergerakan inflasi, terutama dalam komponen harga bergejolak (volatile food).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), komponen harga bergejolak pada 3 (tiga) bulan terakhir mengalami deflasi. Sebelumnya, deflasi komponen harga bergejolak terakhir terjadi di Agustus tahun lalu.

Sementara itu, Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa memastikan implementasi berbagai langkah dalam membantu petani.

"Harga bawang merah dan tomat di tingkat petani ini perlu kita angkat, sehingga petani kita tidak merugi. Ini kami targetkan untuk sedikit banyak dapat mengangkat harga. Jangan terlalu murah, kasihan petani, kita harus angkat sedikit. Jadi kami sudah melakukan beberapa langkah-langkah," kata Ketut.

"Kita langkah cepat dengan menyampaikan kepada kementerian/lembaga untuk melakukan pembelian. Jadi nanti kita adakan pasar-pasar di sana. Kita sudah mulai di Kementan dan Badan Pangan Nasional. Setelah itu, kita akan dorong ke semua kementerian/lembaga untuk adakan pasar pangan. Dengan itu, teman-teman pegawai di pemerintahan dan petani dapat saling memperoleh harga yang wajar," imbuhnya.

Bertajuk "Bela Beli Bawang Merah dan Tomat Petani", NFA berkolaborasi dengan Champion Bawang Merah Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah serta Asosiasi Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (ASLUPAMA) Provinsi Jawa Barat menghadirkan pangan yang berkualitas. Bawang merah di banderol Rp25.000 per kilogram (kg) dan tomat Rp5.000 per kg.

"Langkah kedua, kami sedang memetakan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP). Kita akan dorong mobilisasi stok pangan ke daerah-daerah, sehingga ini akan membantu daerah produsen dapat terserap lebih efektif. Mudah-mudahan langkah-langkah ini bisa ini menaikkan harga di tingkat produsen sekaligus juga menurunkan di daerah-daerah harganya masih tinggi," kata Ketut.

Adapun program FDP sampai tengah Juli telah memobilisasikan stok berbagai macam pangan sampai sejumlah 162,5 ton. Moda transportasi yang digunakan antara lain udara, laut, dan darat. Ini dilakukan melalui skema biaya transportasi ditanggung pemerintah, sehingga dapat menyentuh banyak wilayah mulai dari Aceh sampai Papua.

Pada Jumat (19/7) bertempat di Kantor NFA kembali diadakan "Bela Beli Bawang Merah dan Tomat Petani". Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan NFA Maino Dwi Hartono menyampaikan, ini merupakan bentuk perhatian pemerintah dalam membantu petani.

"Teman-teman kita para petani sedang merana karena harganya jatuh, sehingga perlu uluran tangan kita bersama dari pemerintah dan pelaku usaha pangan. Ini kita mencoba memasarkan tomat dan bawang merah dari petani langsung ke masyarakat konsumen di pemerintahan. Harganya minimal sesuai biaya pokok produksi mereka. Nah, tentu ini menjadi pintu masuk untuk kita semuanya kementerian/lembaga mudah-mudahan bisa ikut berpartisipasi seperti ini," harap Maino.

Agus dari ASLUPAMA Jawa Barat berharap hal yang sama dan menginginkan kalangan petani jangan sampai kian terpuruk. "Alhamdulillah ini (tomat) pengiriman yang kedua dengan total semuanya 3 ton. Harga tomat sekarang di Pangalengan itu harganya seribu dua ribu saja. Dengan ini, kami bisa bantu jualkan langsung ke masyarakat, jadi petani tidak terlalu terlalu terpuruk. Terima kasih. Mudah-mudahan bisa dilakukan di berbagai kementerian/lembaga di Jakarta dan sekitarnya," ucapnya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top