Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bedah Robotik Berhasil Sembuhkan Pasien dari Kanker Usus

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Untuk mengurangi tingkat luka, selama ini dikembangkan sebuah operasi dengan sayatan kecil seukuran lubang kancing. Tindakan ini selain meminimalkan luka dan rasa nyeri, juga menekan terjadinya risiko komplikasi yang lebih rendah dan masa pemulihan yang lebih singkat.

Prosedur bedah lubang kancing berbeda dengan bedah terbuka karena bedah ini dilakukan dengan menggunakan peralatan canggih yang dimasukkan melalui sayatan kecil. Melalui lubang tersebut, akan dimasukkan alat yang bisa membantu dokter bedah untuk melihat gambar organ-organ bagian dalam yang diperbesar hingga terlihat dengan detail melalui monitor.

Melalui monitor dan alat-alat bedah kecil lainnya, dokter akan menyelesaikan proses operasi. Setelah prosedur bedah selesai, sayatan-sayatan kecil tersebut akan dijahit. Karena sayatan yang dilakukan berukuran kecil, maka bekas luka jahitan pun lebih kecil dibandingkan dengan bedah terbuka.

Metode operasi robotik bersifat presisi sehingga dapat meminimalkan luka yang terjadi. Karena kurang invasif, waktu penyembuhan pascaoperasi menjadi lebih singkat, sehingga sumber daya rumah sakit bisa dialihkan untuk melayani pasien berikutnya.

Deborah Speirs dari Tollcross, Glasgow, Skotlandia. memilih prosedur inovatif ini daripada operasi konvensional. Ia merupakan seorang yang penderita kanker usus (bowel cancer) stadium tiga yang terdeteksi pada Maret 2021. Setelah menjalani operasi robotik, selain kemoterapi, ia kini dinyatakan bersih atau bebas dari kanker.

"Dalam masa yang sangat traumatis dan sulit bagi saya dan keluarga saya. Saya benar-benar berpikir bahwa operasi robotik telah menyelamatkan hidup saya," kata dia seperti dikutip dari lamanUK Daily.

Speirs memilih operasi robotik setelah prosedur tersebut dijelaskan kepadanya oleh Profesor Campbell Roxburgh, seorang ahli bedah di Glasgow Royal Infirmary. Sebelum itu, dia berkata bahwa belum pernah mendengar tentang jenis prosedur ini.

"Operasi itu sendiri adalah kata yang menakutkan dan saya tidak pernah memikirkan apa pun tentang robot yang digerakkan oleh seorang ahli bedah," ucap dia.

Ada lebih dari 60 dokter di NHS Skotlandia dilatih dalam penggunaan operasi robotik, dengan 15 mesin beroperasi. Di NHS Greater Glasgow dan Clyde, prosedur ini tersedia di Glasgow Royal Infirmary dan Rumah Sakit Universitas Queen Elizabeth.

Operasi robotik ini melayani operasi kolorektal, urologi, dan ginekologi dapat dilakukan dengan cara ini, selain operasi pada kepala dan leher.

Sistem robotik da Vinci yang digunakan memiliki empat lengan yang dapat memegang kamera serta peralatan bedah. Untuk menjalankan operasi seorang ahli bedah akan mengoperasikannya dari konsol di ruang operasi.

Sedangkan peran robot memberi ahli bedah jangkauan gerak yang lebih besar daripada operasi tradisional. Dengan ketepatan yang dapat diperoleh berdampak pada waktu pemulihan yang lebih cepat, dengan masa tinggal lebih singkat di rumah sakit.

Bagi pihak NHS Greater Glasgow dan Clyde, waktu pemulihan yang lebih cepat setelah operasi robotik, memungkinkan untuk merawat lebih banyak pasien dengan lebih cepat, dan dengan hasil yang lebih baik.

"Ketika Anda diberi tahu bahwa Anda didiagnosis menderita kanker, perlu beberapa saat untuk benar-benar meresapinya karena Anda tidak pernah berpikir itu akan terjadi pada Anda," kata Speirs.

Setelah prosedur dijelaskan kepadanya secara rinci, dia dengan senang hati mau menjalani operasi robotik dengan senang hati. "Teknologinya luar biasa dan saya bangun dan berjalan-jalan dalam hitungan hari setelah operasi saya," kata dia.

Pencapaian Besar

Menurut Profesor Roxburgh operasi robotik telah menunjukkan pencapaian besar dalam perawatan pasien dan waktu pemulihan.

"Meski disebut operasi robotik namun dokter ahli bedah masih memiliki kendali mutlak atas semua yang terjadi dengan menjelaskan bahwa petugas medis menggunakan konsol yang mengontrol instrument," tutur dia.

Profesor Roxburgh mengatakan dengan operasi robotik kurang bersifat invasif. Hal ini dapat pengurangan separuh waktu pasien harus tinggal di rumah sakit dibandingkan dengan operasi lubang kunci konvensional.

Bedah robotik juga membantu mengurangi komplikasi, penilaian pencitraan, transfusi darah, tingkat penerimaan kembali dan infeksi.

"Deborah hanyalah salah satu contoh dari sejumlah operasi yang berhasil menggunakan peralatan jenis ini," kata dia.

Sementara itu direktur untuk NHS Greater Glasgow dan Sektor Utara, Clyde Neil McCallum, mengatakan teknologi inovatif ini memungkinkan pihaknya untuk mengurangi jumlah waktu pasien harus tinggal di rumah sakit setelah operasi mereka.

"Pada saat kami menghadapi tekanan yang meningkat, alangkah bagusnya untuk memfokuskan pekerjaan luar biasa yang dilakukan tim dan prosedur ini karena akan memungkinkan untuk merawat lebih banyak pasien dengan lebih cepat, dan dengan hasil yang lebih baik. Saya ingin berterima kasih kepada tim yang terus berusaha memberikan perawatan dan perawatan terbaik bagi pasien," ungkap dia.

Direktur Regional di Intuitive, pembuat sistem bedah da Vinci, David Marante, juga memuji komitmen petugas medis di sana untuk memperluas operasi yang dibantu robot. "Hal ini akan membuat lebih banyak pasien akan memiliki akses ke perawatan invasif minimal dengan teknologi kami," ucap dia.

Fokus berkelanjutan Intuitive adalah untuk memberi pelatihan teknologi kepada lebih banyak ahli bedah, peserta pelatihan, dan tim perawatan di seluruh Skotlandia saat mereka mengembangkan program robotik da Vinci. Tujuannya dapat lebih mengurangi tingkat operasi terbuka untuk meningkatkan hasil pasien dan menurunkan total biaya operasi. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top