Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengelolaan Anggaran - Pemerintah Dinilai Hadapi Tekanan Likuiditas

Beban Utang RI Kian Bengkak, Setop Bunga Obligasi Rekap

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

"Dengan adanya obligasi rekap ini perekonomian kita menjadi mandul. APBN hanya untuk membiayai kegiatan rutin pegawai negeri yang nggak produktif," kata dia. Maka dari itu, kata Iskandar, solusi yang tidak bisa ditawar lagi adalah menghentikan bunga obligasi rekap.

Pasalnya, jika tidak dihentikan, utang negara bisa terus membengkak dan tak terbayar lagi. "Karena kita itu miskin anggaran.

Kalau penerimaan defisit terus, bisa sampai 2100 atau bahkan sampai kiamat nggak akan selesai. Apalagi 70 triliun rupiah tiap tahun untuk bayar bunga obligasi rekap ini sebenarnya bisa untuk belanja yang produktif," papar dia.

Ekonom Faisal Basri dalam ulasan di blog-nya juga mengingatkan pemerintah bahwa faktor APBN yang paling berpotensi menimbulkan instabilitas makroekonomi. Pertama, sejak 2012 APBN mengalami defisit keseimbangan primer.

Berarti, pendapatan pemerintah pusat dikurangi pengeluaran pemerintah pusat di luar pembayaran bunga utang mengalami defisit. Keseimbangan primer yang tekor mengindikasikan pemerintah harus berutang untuk membayar bunga utang.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top