Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Bisnis - Laba Bersih Bank BTN Capai 1,4 Triliun Rupiah

BBTN Siapkan Rp300 Miliar untuk Akuisisi Perusahaan MI

Foto : Koran Jakarta/M Fachri

PAPARAN KINERJA - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Maryono (keempat dari kiri) didampingi jajaran direksi (dari kiri) : Yossi Istanto, Nixon L P Napitupulu, Budi Satria, Andi Nirwoto, Iman N Soeko, Oni Febriarto R, dan R. Mahelan Prabantarikso saat Paparan Kinerja Bank BTN semester I/2018 di Jakarta, Rabu (18/7).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menyiapkan dana sekitar 300 miliar rupiah untuk mengakuisisi perusahaan manajemen investasi (MI). Saat ini Bank BTN tengah melakukan kajian untuk aksi korporasi tersebut.

Direktur Utama Bank BTN, Maryono, mengatakan untuk akuisisi ini kemungkinan dana yang akan direalisasikan di bawah angka 500 miliar rupiah. Saat ini kajiannya belum rampung sehingga Perseroan belum bisa menentukan harganya sebab bisa naik dan turun. "Saat ini kita sedang melakukan kajian yang harus sampai final.

Paling tidak tunggu sampai 1 atau 2 bulan ini. Tapi kita harapkan di bulan September bisa merealisasikannya," ungkapnya di Jakarta, Rabu (18/7). Alokasi pendanaan akuisisi itu berasal dari anggaran belanja modal (capital expendicture/capex) tahun ini sebesar 865 miliar rupiah. Hingga saat ini serapan capex masih rendah, yakni baru mencapai 150 miliar rupiah.

Maryono menjelaskan langkah akuisisi untuk mengantisipasi terkait adanya rencana launching Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera). Di samping itu sebagai perusahaan yang aktif memiliki peningkatan nasabah-nasabah prioritas maka bisa digunakan untuk menciptakan produk-produk bancassurance.

Selain itu, di tengah situasi seperti saat ini banyaknya produk-produk yang sifatnya investment bank seperti penerbitan obligasi, maka akan mempunyai potensi untuk meningkatkan posisi Bank BTN. "Jadi ini karena sudah menjadi rencana kita di tahun 2018 harus mempunyai MI, maka ini tidak akan punya pengaruh negatif karena sudah dianggarkan di dalam anggaran kita. Yang jelas dampaknya itu bisa menambah pendapatan fee base kita sehingga akan meningkat lebih cepat lagi. Sekarang fee base kami sudah meningkat kurang lebih 25 persen," jelas dia.

Kinerja Perseroan

Terkait target perolehan laba bersih sepanjang tahun ini, Maryono menjelaskan saat ini memang laba bersih Perseroan baru mencapai 1,4 triliun rupiah. Sementara target laba bersih sepanjang tahun ini sebesar 3,8 triliun rupiah. Kendati begitu realisasi laba bersih pada semester pertama baru berjalan di awal triwulan pertama yakni bulan Maret.

Perseroan pun sudah melihat bahwa culture dari pendapatan bunga atau perkembangan developer itu dimulai dari semester satu. "Jadi kita lihat ada beberapa faktor yang sangat mendukung yakni sekarang ini sedang menggeliatnya developer-developer yang sudah membangun rumah-rumah kami. Selain itu permintaan KPR subsidi kita sudah mulai meningkat.

Ini yang membuat keyakinan kita target 3,8 triliun rupiah bisa tercapai," papar dia. Dari siai kinerja, Bank BTN berhasil mencatatkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 19,14 persen secara tahunan (year on year/ yoy) di tengah sentimen kenaikan suku bunga kredit. Dalam hal ini kredit Bank BTN mencapai 211,35 triliun rupiah naik dibandingkan semester pertama tahun lalu yang hanya 177,40 triliun rupiah.

Angka pertumbuhan kredit yang ditoreh Bank BTN di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan yang tercatat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencapai 10,26 persen yoy (per Mei 2018). Pendongkrak utama kredit adalah kredit perumahan yang tumbuh 19,76 persen menjadi 191,30 triliun rupiah.

"Porsi KPR subsidi dan non subsidi lebih 73,5 persen dari total kredit masih menjadi penggerak utama laju pertumbuhan kredit, KPR subsidi yang tumbuh paling tinggi atau sebesar 30,26 persen (yoy) menjadi 83,36 triliun rupiah, sementara KPR non subsidi tumbuh 13,4 persen (yoy)," tegas Maryono.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top