
Bart De Wever Dilantik sebagai PM Baru
PM Belgia, Bart De Wever
Foto: n-va.beBRUSSELS – Tokoh politisi konservatif Bart De Wever pada Senin (3/2) dilantik sebagai perdana menteri baru Belgia, setelah mencapai kesepakatan pelik koalisi yang menggerakkan politik negara itu ke arah haluan kanan.
Disepakati pada Jumat (31/1) malam setelah tujuh bulan negosiasi yang berliku-liku, kesepakatan tersebut menjadikan De Wever sebagai sosok nasionalis pertama dari Flanders yang berbahasa Belanda yang ditunjuk sebagai perdana menteri Belgia.
Sebagai seorang pemimpin yang koalisinya telah berjanji untuk menindak tegas migrasi ilegal, naiknya De Wever ke tampuk kekuasaan memperkuat pergeseran politik sayap kanan yang nyata dalam politik Eropa.
Partai-partai berhaluan kanan keras, yang sering kali menunggangi sentimen antiimigran, tampil kuat dalam pemilihan Parlemen Eropa tahun lalu, dan menduduki puncak perolehan suara nasional dan regional baru-baru ini di Austria, Jerman, dan Belanda.
De Wever, 54 tahun, yang dalam beberapa tahun terakhir telah menarik kembali seruan agar Flanders menjadi negara merdeka, mengambil sumpah jabatan di hadapan Raja Philippe, dalam sebuah upacara di istana kerajaan di Brussels.
Dari sana, ia langsung menuju pertemuan para pemimpin Uni Eropa yang beberapa blok jauhnya, untuk membicarakan pertahanan dan hubungan transatlantik.
"Dan sekarang saatnya bekerja," tulis pemimpin baru Belgia itu di media sosial X, disertai foto pelantikannya.
Diskusi Alot
Terbagi antara komunitas yang berbahasa Prancis dan Belanda dan dengan sistem politik yang sangat kompleks, Belgia memiliki rekam jejak yang tidak menyenangkan berupa diskusi koalisi yang alot hingga mencapai 541 hari pada tahun 2010-2011.
Kali ini, lima kelompok berupaya membentuk koalisi setelah pemilu bulan Juni yang gagal menghasilkan mayoritas yang jelas, dengan pembicaraan yang dipimpin oleh partai konservatif Nieuw-Vlaamse Alliantie (N-VA) pimpinan De Wever yang mengklaim kursi terbanyak.
Pemerintahan baru menyatukan tiga partai dari Flanders yang berbahasa Belanda: N-VA pimpinan De Wever, Partai Demokrat Kristen yang berhaluan tengah, dan Partai Vooruit yang berhaluan kiri. Selain itu juga dimasukkan dua gerakan dari Wallonia yang berbahasa Prancis: Les Engages yang berhaluan tengah dan Gerakan Reformis yang berhaluan kanan-tengah.
Bersama-sama, mereka memegang mayoritas 81 kursi di parlemen Belgia yang berjumlah 150 kursi.
N-VA pimpinan De Wever sudah menjadi bagian dari koalisi penguasa berhaluan kanan antara tahun 2014 dan 2018. De Wever yang merupakan Wali Kota Antwerp sejak 2013, telah mendorong pemotongan tunjangan sosial dan reformasi pensiun yang telah memicu penentangan dari serikat buruh.
Kini ia menggantikan Perdana Menteri Alexander De Croo yang akan lengser, yang koalisi tujuh partainya memerlukan waktu 493 hari yang sulit untuk bangkit kembali dari krisis politik pada tahun 2019-2020. De Croo sendiri tetap menjabat sebagai pemimpin sementara setelah pemilu bulan Juni. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Inter Milan Bidik Puncak Klasemen Serie A
- 2 Di Forum Dunia, Presiden Prabowo Akui Tingkat Korupsi Indonesia Mengkhawatirkan
- 3 Polda Kalimantan Tengah Proses Oknum Polisi dalam Kasus Penipuan Pangkalan Gas Elpiji
- 4 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
- 5 India Incar Kesepakatan Penjualan Misil dengan Filipina Tahun Ini
Berita Terkini
-
ToT, AS akan Bantu Merancang Reaktor Nuklir untuk India
-
Kemenperin: Yakin Saja, Penggunaan Energi Ramah Lingkungan Jauh Lebih Hemat dibanding Fosil
-
Laudato Si’ di Indonesia: Menelusuri Akar Masalah Kerusakan Lingkungan dan Dampaknya Bagi Para Pengungsi
-
Drone Berhulu Ledak Hantam Pelindung Radiasi PLTN Chernobyl, Ukraina Tuding Russia
-
Presiden Targetkan 6 Juta Siswa Sudah Terima Program MBG Akhir Juli 2025