Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Barap Siap Siaga! Sekjen NATO Peringatkan Ukraina Hadapi Perang yang Lebih Menakutkan di Musim Dingin

Foto : AP

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg pada Kamis (8/9) memperingatkan Ukraina dan para sekutunya akan menghadapi musim dingin yang sulit dalam beberapa bulan mendatang.

"Kami setidaknya perlu bersiap untuk musim dingin ini, karena tidak ada tanda-tanda Rusia akan menyerah untuk menguasai Ukraina," kata Stoltenberg kepada The Associated Press.

Namun, Stoltenberg tetap meyakinkan perang berada pada titik kritis karena Rusia kehilangan beberapa wilayah, seraya meminta masyarakat di negara-negara Barat untuk tetap percaya pada upaya NATO.

"Perang di Ukraina mendekati momen penting di mana kita melihat bahwa serangan Rusia di Donbas telah terhenti. Kami melihat bahwa Ukraina telah mampu melawan, menyerang kembali dan mendapatkan kembali beberapa wilayah," katanya.

Stoltenberg mengimbau perang yang berlarut-larut akan membawa Presiden Rusia Vladimir Putin yang semula menjadwalkan perang dalam beberapa hari, meningkatkan persaingan ke level yang lebih sengit.

Ukraina disebut Stoltenberg membutuhkan peralatan musim dingin. Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan negaranya akan mengirimkan peralatan pembangkit listrik, tenda dan bahan lainnya.

"Musim dingin akan datang, dan musim dingin akan sulit di medan perang di Ukraina. Kami tahu bahwa ukuran tentara Ukraina sekarang kira-kira tiga kali lebih besar dari musim dingin lalu," kata Stoltenberg.

"Mereka sangat membutuhkan lebih banyak seragam musim dingin, untuk generator yang menghasilkan listrik, kehangatan, dan juga tentu saja tenda dan hal-hal lain yang dapat membantu mereka melewati musim dingin," jelas Stoltenberg.

Mengutip AP, Stoltenberg juga mengatakan bahwa NATO bekerja dengan industri pertahanan untuk mengeksplorasi cara-cara untuk meningkatkan produksi senjata untuk lebih memenuhi kebutuhan Ukraina.

Namun, Stoltenberg tidak menjelaskan berapa lama konflik sengit itu akan berlangsung, tetapi dia meyakini perang akan berakhir di meja perundingan.

Dia mengatakan bahwa Ukraina, sebagai negara yang berdaulat dan merdeka, harus dibantu melalui perang ini untuk memperkuat tangannya dalam setiap pembicaraan damai di masa depan.

"Jika Presiden Putin dan Rusia berhenti berperang, maka kita akan memiliki perdamaian. Jika Ukraina berhenti berperang, maka Ukraina tidak akan ada lagi sebagai negara merdeka. Oleh karena itu, kami perlu terus memberikan dukungan," katanya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top