Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Barantan Perketat Pengiriman Barang Jelang Lebaran

Foto : ANTARA/HO- (Dokumentasai Barantan Palu)

Balai Karantina Pertanian (Barantan) kelas II A Palu memusnahkan 7 ton daging babi asal Jakarta karena positif terinfeksi virus ASF, di Kabupaten Poso, (24/4/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA-Pemerintah melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan terhadap pengiriman barang jelang lebaran. Hal itu untuk menghindari pengiriman illegal atau penyelundupan yang bisa menyebarkan penyakit.

Akhir pekan lalu, Karantina Pertanian Parepare, Sulawesi Selatan bersama Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Parepare, Polairud Polri, dan Karantina Ikan menggagalkan penyelundupan daging babi sebanyak 700 kilo gram (kg) yang rencananya akan dilalulintaskan menuju Samarinda, Kalimantan Timur

Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementan Bambang mengapresiasi kerja sama antara Pejabat Karantina Pertanian Parepare dengan KSOP Parepare, Polairud, dan Karantina Ikan.

"Berkat koordinasi yang baik, penyelundupan daging babi tersebut dapat digagalkan," ujar Bambang di Jakarta, Rabu (27/4).

Bambang menegaskan bahwa selama bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri, Karantina Pertanian di seluruh Indonesia akan terus meningkatkan pengawasan lalu lintas.

"Harapannya melalui pengawasan tersebut akan meningkatkan kepatuhan masyarakat untuk tetap lapor dan patuh karantina dalam melalulintaskan hewan, tumbuhan, serta produk turunannya," tegas Bambang.

Secara terpisah, Kepala Karantina Pertanian Parepare, Andi Faisal menjelaskan, informasi pejabat karantina pertanian pada saat pengawasan bersama instansi lain mendapati 15 boks kardus milik penumpang dan disinyalir berisi daging babi.

"Setelah petugas memeriksa barang tidak disertai dokumen dari daerah asal serta tidak dilaporkan ke pejabat karantina hewan di tempat pengeluaran," ujar Faisal.

Lanjut Faisal, media pembawa tersebut tidak disertifikasi dan dikembalikan ke daerah asalnya yaitu Makassar yang dikawal langsung oleh Pejabat Karantina Pertanian Parepare.

"Hal tersebut untuk mamastikan ketertelusuran dan menjamin daging tersebut tidak disalahgunakan. Kami juga telah melakukan pembinaan kepada pemilik dan mengambil sampel untuk monitoring uji laboratorium jumlah total cemaran mikroba," ujarnya

Adapun dari sisi penyebaran penyakit babi, Sulawesi merupakan pulau yang masih bebas dan belum ada laporan kasus penyakit demam babi Afrika (ASF). Penyakit infeksi virus ini dapat membunuh populasi babi domestik dan babi liar dengan cepat.

Baca Juga :
Optimalkan Lahan Rawa


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top