Bara Hasibuan: Opsi Merapat ke Jokowi Terbuka Lebar
Bara Hasibuan, Wakil Ketua Umum PAN
Meski proses Pemilu belum tuntas, tetapi langkah dan manuver politik parpol koalisi yang akan pindah ke pemenang Pemilu mulai terbaca.
JAKARTA - Pertemuan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Rabu (23/4), menimbulkan sejumlah tafsir dan berkembang di publik. Meskipun Zulhas telah mengklarifikasi bahwa dirinya hanya menjalankan tugas negara sebagai Ketua MPR RI untuk menghadiri pelantikan Gubernur Maluku, namun santer rumor adanya sinyal kuat terkait opsi PAN untuk bergabung ke Koalisi Indonesia Keja (KIK).
Wakil Ketua Umum PAN, Bara Hasibuan, menegaskan kembali bahwa opsi untuk keluar dari barisan Prabowo- Sandi dan merapat ke koalisi Jokowi-Ma'ruf terbuka lebar dan akan dibahas lebih lanjut setelah Pemilu tuntas. Rencana langkah politik yang dilakukan PAN dianggap wajar olah Bara. Sebab, Partai berlambang matahari tersebut pernah melakukannya pada Pemilu sebelumnya.
"Pada 2014 lalu, PAN merupakan salah satu partai pengusung Prabowo. Bahkan, Ketua Umumnya saat itu (Hatta Rajasa) menjadi pendampingnya. Tapi, berkat upaya rekonsiliasi dari Pak Zulhas juga ketika itu, dan berdasarkan pertimbangan internal partai soal visi misi dan perjuangan PAN, pada 2016 kita merapat ke pemerintahan," ujar Bara dalam sebuah diskusi media di D'Hotel, Guntur, Setiabudi, Jakarta, Senin (29/4).
Bara menuturkan, dalam sejarahnya, partai yang berdiri pada 1998 ini praktis tidak pernah keluar dari zona pemerintahan. Menurut Bara, visi misi, nilai-nilai, dan perjuangan PAN mencondongkan partai untuk lebih berkontribusi dengan menjadi bagian dari pemerintahan. Terkait kritikan dari BPN, Bara menjawab gamblang bahwa dari awal ikut serta dalam koalisi, komitmen PAN hanya sampai Pilpres selesai.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya