Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
DISKONTO

Bappenas: "Stunting" Mesti Ditangani Sekarang

Foto : ANTARA/Wahyu Putro A
A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro mengatakan masalah stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, bisa mengakibatkan bonus demografi yang terjadi di Indonesia sia-sia.

Menurut Bambang, selama ini masalah stunting ini tidak disadari sebagai suatu permasalahan yang serius sementara Indonesia kini sudah mulai masuk masa bonus demografi yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada 2030. "Jadi persiapannya harus dari sekarang.

Kalau kita tidak hati-hati, maka bonus demografi ini jadinya tidak menguntungkan bagi kita kalau kita tidak serius menangani masalah stunting," ujar Bambang saat diskusi dengan awak media bbertajuk Cegah Stunting, lnvestasi Bersama untuk Masa Depan Anak Bangsa di Kantor Pusat Bappenas, Jakarta, Senin (28/5).

Pada 2030, angkatan usia produktif (15-64 tahun) diprediksi mencapai 68 persen dari total populasi dan angkatan tua (65 ke atas) sekitar 9 persen. Sementara itu, Berdasarkan, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan 37,2 persen atau sekitar 9 juta balita di Indonesia pada 2013 mengalami stunting, artinya satu dari tiga balita di Indonesia menderita stunting.

"Target jangka panjang kita ya mengurangi stunting. Kita berharap angka sepertiga itu harus turun drastis dan tergantung dari langkah yang kita ambil. Oleh karena itu, harus terintegrasi supaya turunnya cepat," kata Bambang. Pemerintah sendiri menjadikan pencegahan stunting sebagai prioritas nasional pemerintah dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018 dan 2019.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top