Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Produksi Energi

Banyak Negara Kurangi Pemakaian PLTU Batu Bara

Foto : istimewa

Batu bara

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - LSM GLobal Energy Monitor (GEM) menginginkan pengurangan pembangunan berbagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sehingga era kejayaan batu bara juga dapat berakhir. Di sisi lain, hal itu akan membuka pintu bagi kejayaan pembangkit listrik Energi Baru dan Terbarukan (EBT), seperti tenaga surya dan angin.

"Pada 2020, kami melihat negara demi negara membuat pengumuman untuk memangkas jumlah tenaga batu bara dalam rencana energi masa depan mereka," kata Direktur Program Batu Bara GEM Christine Shearer dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (6/4).

Dalam laporan GEM bertajuk Boom and Bust 2021 disebutkan negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, kemungkinan menjelang proyek pembangkit listrik batu bara terakhirnya. Laporan itu juga memperkirakan kebijakan tersebut akan menyisakan 25,2 GW kapasitas pembangkit listrik batu bara pada tahap perencanaan prakonstruksi di keempat negara yaitu Bangladesh, Filipina, Vietnam, dan Indonesia, turun 80 persen dari 125,5 GW yang sudah direncanakan di negara negara tersebut sejak sekitar lima tahun sebelumnya.

Pengumuman tersebut mendapat perhatian karena Asia Selatan dan Asia Tenggara sudah sejak dahulu dipandang sebagai pusat pertumbuhan pembangkit listrik batu bara setelah Tiongkok. Kondisi itu dinilai merupakan dampak dari turunnya permintaan listrik dan lambatnya pengembangan pembangkit listrik batu bara akibat pandemi Covid-19, ditambah lagi dengan pengetatan pembiayaan bagi pembangkit listrik batu bara dan menurunnya biaya pembangkit listrik tenaga surya dan angin, sehingga semakin menutup pintu bagi batu bara di kawasan ini.

Indonesia sendiri, lanjutnya, sebagian besar rencana energi jangka pendek dan jangka panjangnya telah ditangguhkan pada 2020, setidaknya sebelas proyek pembangkit bernilai 13,1 miliar dollar AS mengalami keterlambatan akibat pandemi, termasuk lebih dari 8 GW proyek pembangkit listrik batu bara.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top