Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hasil Stress Test - Suku Bunga Kredit di Dalam Negeri Naik, tetapi Penyaluran Kredit Tumbuh

Bank Zona Euro Tahan Gejolak

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

FRANKFURT - Hasil stress test (uji ketahanan-red) terhadap 33 bank besar yang diawasi langsung oleh Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) menunjukkan mereka lebih tahan terhadap guncangan di sektor keuangan selama dua tahun terakhir. Lebih tahannya bank-bank tersebut karena ditopang permodalannya yang meningkat.


Dalam rilis yang dipublikasikan ECB di Frankfurt akhir pekan lalu menyebutkan bahwa rata-rata rasio modal atau ekuitas tier I (CET1) yang menjadi parameter tingkat kesehatan keuangan bank naik dari 8,8 persen pada dua tahun lalu dibanding saat ini yang berada di level 9,9 persen.


Sebagai informasi, dari 33 bank kembali melakukan uji ketahanan setelah terakhir diuji tiga tahun lalu. Uji ketahanan diprakarsai dan dikoordinasikan oleh Otoritas Perbankan Eropa (EBA) dan dilakukan bekerja sama dengan Otoritas Kompeten, ECB dan Dewan Risiko Sistemik Eropa (ESRB).


"Terima kasih juga untuk pengawasan kami, bank-bank telah memperkuat permodalan, menekan kredit macet dan meningkatkan pengawasan internal serta tata kelola risiko yang lebih memadai," kata Ketua Dewan Pengawas ECB, Daniele Nouy, seperti dikutip dari Xinhua.


Secara keseluruhan, uji ketahanan di zona Euro meliputi 48 bank yang mewakili 70 persen aset perbankan di Uni Eropa. Dalam tes tersebut tidak membuat batasan lulus atau tidaknya satau bank tetapi lebih pada tingkat ketahanan.


Menurut EBA, uji ketahanan juga bertujuan untuk menilai, secara konsisten, ketahanan bank terhadap serangkaian guncangan yang berpotensi merugikan sehingga karena hasil tesnya menjadi bahan pertimbangan untuk proses pengambilan keputusan pengawasan dan meningkatan disiplin pasar.


"Ke depan, tes ini membantu kita melihat di mana bank-bank tertentu paling rentan dan di mana kelompok bank paling sensitif terhadap risiko-risiko tertentu," tambah Nouy.


Kredit Meningkat


Secara terpisah, Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Heru Kristiyana usai rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, pekan lalu mengatakan bahwa kondisi sektor jasa keuangan dalam negeri masih cukup bagus.

Dari sisi intermediasi, pertumbuhan kredit terus meningkat hingga 12,69 persen. "Dari sisi permodalan, bank masih kuat, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio/CAR sebesar 23 persen, ini menunjukkan penguatan.

Demikian juga dengan kualitas kredit yang tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan/NPL gross per September 2018 di level 2,66 persen dan NPL net 1,7 persen," kata Heru.


Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat kredit yang disalurkan perbankan pada September 2018 tercatat tumbuh 12,4 persen (yoy) menjadi 5.137,2 triliun rupiah.

Seiring dengan transmisi peningkatan suku bunga kebijakan BI yang terus belanjut, maka suku bunga kredit juga mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan suku bunga simpanan.


Rata-rata tertimbang suku bunga kredit yang meningkat terbatas sebesar 7 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 11,01 persen pada September 2018.

Sedangkan, rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka mengalami kenaikan, terutama pada tenor jangka pendek 1, 3 dan 6 bulan yang tercatat masing-masing sebesar 6,32 persen, 6,26 persen, dan 6,56 persen, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,20 persen, 6,12 persen, dan 6,37 persen.


Sementara itu, kenaikan suku bunga simpanan berjangka tenor panjang 12 dan 24 bulan relatif lebih terbatas, dari masing-masing sebesar 6,24 persen dan 6,76 persen menjadi 6,25 persen dan 6,80 persen pada September 2018. Ant/bud/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Antara, Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top