Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Perang Dagang

Bank Sentral Tiongkok Longgarkan Likuiditas USD100 Miliar

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Bank Sentral Tiongkok akan mengizinkan perbankan untuk mengucurkan kredit hingga 100 miliar dollar AS bagi perusahaan milik negara atau BUMN dan usaha kecil yang bermasalah.

Kebijakan itu dikeluarkan Beijing yang tengah berupaya mempertahankan pertumbuhan di bawah bayang-bayang dampak perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

The People's Bank of China (PBOC) atau Bank Sentral Tiongkok, dalam sebuah pernyataan menyebutkan, terhitung mulai 5 Juli 2018, pihaknya akan mengurangi rasio persyaratan cadangan bagi bank-bank swasta sebesar setengah persen atau 50 basis poin.

Pemotongan itu akan memberi kebebasan bank-bank besar, termasuk Commercial Bank of China dan China Construction Bank, untuk membiayai debt to equity swap atau konversi utang menjadi ekuitas hingga 500 miliar yuan atau sekitar 76,86 miliar dollar AS, untuk perusahaan negara yang bermasalah.

"Kami juga akan membebaskan peningkatan batas pinjaman pada usaha kecil hingga 200 miliar yuan.

Operasi itu bertujuan untuk mendukung penguatan ekonomi, dan bukan sebagai perubahan kebijakan moneter negara yang netral dan bijaksana selama ini," kata PBOC, Minggu (24/6).

Meskipun pernyataan itu tidak menyebutkan tabel perdagangan Tiongkok dengan AS, atau indikator pelemahan ekonomi yang baru-baru ini dirilis, pengurangan rasio cadangan akan mulai berlaku satu hari sebelum tarif impor tambahan AS yang diterapkan Presiden Donald Trump diterapkan pada produk-produk asal Tiongkok.

Pakar dari Renmin University of China, Deng Haiqing, mengatakan keputusan PBOC tersebut bukan sekadar penyesuaian, namun mewakili perubahan signifikan dalam kebijakan Tiongkok.

"Pihak berwenang sudah mulai melihat dampak buruk yang ditimbulkan pada ekonomi riil dari deleveraging, dan mereka mencoba menguranginya," ujar dia, dalam sebuah tulisan.

Beijing telah meluncurkan skema utang untuk ekuitas di seluruh negeri sejak 2016. Kesepakatan itu melibatkan BUMN yang meminjam uang dari bank-bank besar untuk mengurangi tingkat utang mereka. Jika mereka gagal membayar pinjaman, bagian dari utang dapat direstrukturisasi sebagai ekuitas.

Reaksi Pasar

Meskipun skema ini sangat populer di antara bank dan perusahaan negara, PBOC mengatakan pemberi pinjaman besar tidak memiliki cukup dana untuk melakukannya.

"Bank seharusnya tidak menggunakan dana untuk membantu 'perusahaan zombie'," tambah Haiqing.

Kepala ekonom Orient Securities di Shanghai, Shao Yu, menyebutkan setelah keputusan itu dijalankan dalam sistem perbankan swasta, dana akan mengalir ke tempat- tempat yang selama ini tidak disukai bank sentral. SCMP/SB/WP

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top