Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bencana Alam - Pabrik Daihatsu dan Mitsubishi Berhenti Beroperasi

Banjir dan Longsor Landa Jepang, 73 Warga Tewas

Foto : AFP/Martin BUREAU

Tertimbun Lumpur - Sejumlah kendaraan tertimbun lumpur akibat banjir bandang di Saka, Perfektur Hiroshima, Jepang, Minggu (8/7). Hujan lebat yang terjadi sejak Jumat hingga Sabtu pekan lalu menyebabkan banjir dan longsor di wilayah bagian barat dan selatan Jepang. Banjir besar dan tanah longsor ini merupakan bencana terparah di Jepang sejak 2014.

A   A   A   Pengaturan Font

TOKYO - Pemerintah Jepang berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan korban longsor dan banjir bandang menyusul adanya peringatan terbaru tentang hujan lebat yang semakin dahsyat.

Media- media setempat menulis, akibat longsor dan banjir bandang di jumlah wilayah bagian barat dan selatan Jepang ini, sebanyak 73 orang tewas. Angka tersebut diperkirakan akan terus bertambah.

"Kami berpacu dengan waktu dalam menyelamatkan jiwa dan mengevakuasi warga. Apalagi ada peringatan terbaru dari Badan Meteorologi Jepang atau JMA.

Saat ini masih banyak orang yang belum dikonfirmasi tentang keamanannya," kata Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, usai menggelar pertemuan dengan tim penanggulangan bencana banjir yang dibentuk pemerintah Jepang, "Minggu (8/7).

Sejak Jumat dan Sabtu pagi waktu setempat, hujan turun tiga kali lipat lebih lebat dari yang diperkirakan turun di bulan Juli ini.

Hujan lebat itu berubah menjadi bencana mematikan ketika sungai-sungai meluap dan tanah longsor sehingga memaksa jutaan orang meninggalkan tempat tinggal mereka.

Wilayah-wilayah yang terkena banjir bandang dan longsor, di antaranya Hiroshima, Ehime, Okayama, Kyoto, wilayah Kepulauan Shikoku.

Desa-desa di wilayah itu terendam banjir dan hanya bagian atas atap rumah serta lampu lalu lintas saja yang terlihat. Dampak terburuk dari bencana hujan lebat yang disertai banjir itu terlihat di Kota Mihara di selatan Hiroshima.

Jalanan di kota tersebut kondisinya saat ini seperti sungai keruh berwarna cokelat karena lumpur. Beberapa penduduk ada yang terjebak di rumah mereka, bahkan di atap-atap rumah.

Di Motoyama, sebuah kota di Pulau Shikoku sekitar 600 kilometer dari Tokyo, intensitas mencapai 583 milimeter pada Jumat hingga Sabtu pagi waktu setempat.

Tetap Bertahan

Hingga berita ini diturunkan, sekitar 2,3 juta orang telah dievakuasi. Perintah evakuasi untuk mengungsi tidak sepenuhnya diikuti penduduk.

Banyak yang tetap bertahan di dalam rumah sehingga membuat mereka terjebak oleh air yang naik secara cepat dan tanah longsor yang tiba-tiba.

Lebih dari 50.000 anggota tim penyelamat, polisi, dan personel militer diterjunkan untuk menyelamatkan dan mengevakuasi warga.

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Jepang di Prefektur Hiroshima, Yoshihide Fujitani, mengatakan pihaknya membawa peralatan penyelamatan sepanjang waktu selama terjadi bencana alam ini.

"Kami juga melakukan evakuasi dan memulihkan infrastruktur vital seperti saluran air dan gas. Kami berusaha melakukan yang terbaik," tambahnya. Beberapa warga mengungkapkan, rumah mereka hancur dan jalanan di sekitar rusak.

"Rumah saya hanyut dan hancur total," kata seorang warga, Toshihide Takigawa. Beberapa produsen besar, termasuk Daihatsu dan Mitsubishi menghentikan operasional pabrik di wilayah yang terkena bencana.

"Kami belum pernah mengalami hujan seperti ini. Situasi ini sangat berbahaya," kata sumber di Badan Meteorologi Jepang atau JMA.

Banjir besar dan tanah longsor yang disebabkan hujan lebat ini merupakan bencana terparah di Jepang sejak 2014. Di tahun itu, setidaknya 74 orang meninggal dalam bencana tanah longsor karena hujan lebat di daerah Hiroshima. ils/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Ilham Sudrajat, AFP

Komentar

Komentar
()

Top