Bangun Asmat dengan Potensi Lokal
"Pemerintah ingin melakukan langkah-langkah holistik berkesinambungan secara bertahap. Jadi, bukan karena KLB-nya sudah dicabut, lalu ditinggalkan," ujar Puan.
Luncurkan Program
Terkait hal tersebut, Kemensos meluncurkan beberapa program dengan melibatkan partisipasi masyarakat setempat."Ada Program Keluarga Harapan (PKH), pembentukan Taruna Siaga Bencana (Tagana), pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB), program Kearifan Lokal (Riflok) dan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT)," lanjut Idrus. Untuk PKH, Kemensos telah merekrut secara offline sebanyak 46 pendamping dan dua operator, sehingga pendamping yang ada saat ini sebanyak 50 orang dan tiga operator.
Mereka sudah diberikan bimbingan teknis singkat terkait pengetahuan umum tentang PKH, tata cara validasi data dan pengisian formulir validasi. Mereka (pendamping), kata Idrus, bersama tim dari pusat sudah melaksanakan validasi data pada 19 kampung di 19 Distrik, hasil validasi 2.755 KPM sedang dalam proses input data ke dalam Sistem Informasi Managemen PKH yang selanjutnya akan dibukakan rekening oleh bank penyalur BRI yang sudah tersedia di Agats.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Harry Hikmat, menyampaikan bahwa tahun 2018 Kementerian Sosial mengucurkan bantuan sosial untuk Provinsi Papua sebesar 717,58 miliar rupiah. Bansos tersebut terdiri dari Bansos PKH yang mencakup PKH Reguler sebanyak 60.193 keluarga, PKH Disabilitas sebanyak 954 jiwa dan PKH Lanjut Usia sebanyak 1.349 jiwa dengan nilai seluruhnya sebesar 124,90 miliar rupiah. Untuk Bansos Pangan Beras Sejahtera terdiri dari beras sejahtera sebanyak 448.931 keluarga dan Bantuan Pangan Non Tunai sebanyak 16.784 keluarga seluruhnya senilai 592,68 miliar rupiah. cit/E-3
Komentar
()Muat lainnya