Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aksi Protes

Bangladesh Lanjutkan Jam Malam

Foto : AFP/JOHAN ORDONEZ

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Volker Turk

A   A   A   Pengaturan Font

DHAKA - Pemerintah Bangladesh mengumumkan bahwa jam malam akan berlanjut pada Jumat (26/7) dan Sabtu (27/7) dengan jeda sembilan jam di tengah tindakan keras dan penangkapan yang semakin intensif terhadap mereka yang terlibat dalam kekerasan selama aksi protes mahasiswa.

Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan membuat pengumuman saat konferensi pers pada Jumat pagi setelah bertemu dengan penegak hukum.

Jam malam yang telah berlaku sejak Sabtu (20/7) lalu akan berlanjut di Dhaka dan tiga kota lainnya.

"Jeda jam malam akan dimulai pada pukul 8 pagi hingga 5 sore di Dakha dan tiga kota lainnya," ucap Khan seraya mengumumkan bahwa keputusan tentang jam malam di kota-kota lain akan diambil oleh pihak berwenang setempat.

Para mahasiswa Bangladesh yang berunjuk rasa mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan aksi hingga sembilan tuntutan dipenuhi, termasuk pelarangan Liga Chhatra, penuntutan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan para pengunjuk rasa, dan permintaan maaf dari Perdana Menteri Sheikh Hasina.

Surat kabar lokal Prothom Alo mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi sedikitnya 204 sejak 16 Juli. Namun, pemerintah belum merilis laporan korban resmi.

Sementara itu, polisi telah menangkap lebih dari 5.500 orang di seluruh negeri, termasuk 1.100 orang pada Kamis, menurut Prothom Alo. Surat kabar itu juga menambahkan sebagian besar korban yang ditangkap merupakan anggota oposisi Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) dan Bangladesh Jamaat-e-Islami.

Pemerintah Bangladesh pada Jumat (19/7) lalu memberlakukan pemadaman listrik total dan memutus layanan internet saat protes mahasiswa berubah menjadi kekerasan.

Layanan internet broadband telah dipulihkan dalam skala terbatas di seluruh negeri, tetapi layanan internet seluler belum pulih.

Para mahasiswa ini turun ke jalan untuk menyerukan reformasi sistem kuota negara untuk pekerjaan pemerintah pada awal Juli. Protes berubah menjadi gerakan besar-besaran setelah PM Hasina menjuluki para pengunjuk rasa sebagai razakar. Razakar merupakan istilah yang merujuk pada pengkhianat yang berjuang untuk pasukan Pakistan selama perang kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971.

Desakan PBB

Sementara itu Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, mendesak Bangladesh untuk mengungkapkan rincian lengkap mengenai penumpasan protes pekan lalu di tengah meningkatnya laporan kekerasan.

Dalam pernyataan video, Turk menekankan perlunya transparansi mengenai jumlah korban tewas dan yang dipenjara demi kepentingan keluarga terdampak dan mendesak pemulihan akses internet penuh untuk komunikasi gratis.

Dia menekankan pentingnya membangun kembali kepercayaan publik dan memastikan aparat keamanan bertindak seusai standar hak asasi manusia internasional. Turk juga mendorong dilakukannya penyelidikan yang tidak memihak dan independen terhadap semua dugaan pelanggaran hak asasi manusia. Ant/Anadolu-OANA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top