Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bandara Kertajati Siap Dongkrak Sektor Ekonomi dan Pariwisata Jabar

Foto : dok. pribadi
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Penataan rute penerbangan dari Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung ke Bandar Udara Kertajati, Majalengka, yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mendongkrak pertumbuhan Ekonomi dan Pusat Pariwisata Baru di Provinsi Jawa Barat (Jabar).
President Director PT. Angkasa Pura (AP) II, Muhammad Awaluddin mengatakan pihaknya siap melayani perpindahan penerbangan maskapai jet domestik dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung ke Bandara Kertajati di Majalengka. Sesuai rencana, perpindahan 56 penerbangan yang meliputi 13 rute domestik ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) tersebut akan dimulai pada 1 Juli mendatang.
"Seluruh stakeholder di industri penerbangan, industri pariwisata, dan masyarakat umum seharusnya melihat proses pengembangan Bandara Kertajati bukan hanya dari kacamata Ínternal Rate of Return (IRR) saja. Harusnya pakai sudut pandangEconomic Rate of Return (ERR), karena bandara Kertajati bisa mendorong ekonomi masyarakat dan daerah di sekitarnya," kata Awaluddin dalam siaran persnya pada sebuah diskusi di Bandung, Sabtu (22/6).
Ia menambahkan bahwa Pemerintah daerah dan masyarakat Jawa Barat tidak akan bisa menikmati manfaat yang lebih besar dari sektor pariwisata, jika masih tetap mengandalkan Bandara Husein Sastranegara sebagai pintu masuk wisatawan ke daerahnya. Untuk menambah landasan Bandara Husein jadi 2.200 meter saja, kita harus menebang gunung, sementara di sana ada lapangan tembak TNI. Karenanya solusi pemindahan bandara merupakan solusi yang terbaik.
Sementara itu,Direktur Bandar Udara, Pramintohadi Sukarno mengatakan pertumbuhan lalu lintas udara di Jawa Barat sudah tidak terakomodasi oleh Bandara Husein Sastranegara. Untuk itu perlu dilakukan penataan dengan memindahkan sejumlah penerbangan di Bandara Husein ke Bandara Kertajati.
"Sepanjang 2016-2018, jumlah penumpang tumbuh 6% menjadi 3,86 juta pax. Kargo tumbuh 40% jadi 19,21 juta kilogram, dan lalu lintas pesawat tumbuh 11% jadi 31.865 pergerakan pesawat. Jadi mau tidak mau harus pindah karena Bandara Husein sudah maksimal dikembangkan," katanya.
Pramintohadi juga mengungkapkanbahwa juga dalam menyetujui pembangunan suatu bandara pemerintah tidak hanya membuat perencanaan untuk waktu 2-3 tahun saja. Tetapi membuat perencanaan pengembangan untuk 20-30 tahun. Seperti Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng juga hasil pemindahan Bandara Kemayoran di Jakarta Pusat. Hasilnya ada pembangunan yang terjadi di daerah.
Kendala Penumpang
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Agus Taufik Mulyono mengatakan terkait kendala penumpang harus menempuh perjalanan darat cukup jauh menuju Bandara Kertajati hal tersebut bisa dengan mudah diselesaikan. Dan solusinya, diperlukan angkutan shuttle bus yang andal dengan penambahan simpul pemberangkatan ke Bandara Kertajati dari Bandung maupun kota-kota lain disekitarnya. Tidak kalah penting lagi, angkutan itu harus bersubsidi agar masyarakat bisa tertarik menggunakannya.
"Jalan keluar berikutnya, pemerintah harus mempercepat pembangunan tol Cisumdawu. Karena dengan beroperasinya tol tersebut, waktu tempuh penumpang dari kota-kota di sekitar Bandara Kertajati menjadi lebih cepat. Terlebih lagi, sudah ada 19 operator bus dan 167 armada angkutan umum yang siap melayani transportasi darat dari dan menuju Bandara Kertajati menuju Bandung, Cirebon, Majalengka, Kuningan, Tasikmalaya, Cikarang, Indramayu, Purwakarta, dan Sumedang," katanya.
Sedangkan Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman menambahkan, keterbatasan runway di Bandara Husein Sastranegara akan menghambat pertumbuhan daerah Jawa Barat secara keseluruhan. Sehingga jika terus-menerus terjadi penolakan menolak migrasi penerbangan ke Bandara Kertajati, maka masyarakat sendiri yang akan dirugikan.
"Potensi Bandung dan Jawa Barat terkendala dengan keterbatasan Bandara Husein Sastranegara. Kertajati saya yakin bisa berperan sebagai attractive gatewayuntuk business traveller ke Jawa Barat. Danyang perlu terus menerus dilakukan pemerintah, AP II, dan stakeholder lainnya saat ini adalah memperluas informasi agar public memahami kemajuan pengembangan infrastruktur pendukung bandara Kertajati," katanya. mza

Komentar

Komentar
()

Top