Bali Dikategorikan Destinasi Wisata Tak Layak, Pemerintah Siapkan Paket 3B
Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa
Foto: antara fotoBali Dikategorikan Destinasi Tak Layak, Pemerintah Siapkan Paket 3B
JAKARTA - Pemerintah tengah menyiapkan paket wisata Banyuwangi-Bali Barat-Bali Utara atau 3B dalam upaya untuk meratakan sebaran turis di Pulau Bali, yang hingga saat ini dinilai masih terkonsentrasi di wilayah Bali Selatan.
Menanggapi masuknya Bali dalam Fodor’s No List 2025, daftar tempat wisata yang dinilai tidak layak dikunjungi karena sudah kelebihan beban pariwisata, Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menyampaikan bahwa Bali sebenarnya tidak kelebihan turis.
"Sebenarnya Bali itu tidak kelebihan turis, Bali itu memang ada masalah di distribusi wisatawan yang saat ini berpusat di Bali Selatan ya," katanya di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/11).
Oleh karena itu, Ni Luh mengatakan, Kementerian Pariwisata bersama pemerintah daerah menyiapkan paket wisata 3B untuk memperkenalkan lebih banyak daerah tujuan wisata di Bali kepada wisatawan.
Melalui paket wisata tersebut, pemerintah mempromosikan bagian wilayah Bali yang memiliki daya tarik wisata tetapi belum banyak dikunjungi kepada wisatawan. “Jadi, para turis bisa kita distribusikan lewat Jawa, Banyuwangi, itu langsung ke Bali Barat dan Bali Utara,” kata Ni Luh.
Ni Luh menekankan bahwa Bali masih layak dikunjungi turis. Menurut dia, masuknya Bali dalam Fodor’s No List 2025 tidak akan banyak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata. “Bali masih sangat layak dikunjungi, Bali masih luar biasa. Saya rasa itu tidak akan berpengaruh,” kata Ni Luh.
Dia menyampaikan bahwa Bali merupakan salah satu provinsi yang menerima banyak penghargaan di bidang pariwisata pada 2024, termasuk penghargaan Desa Wisata Terbaik dari UN Tourism pada 2024 untuk Desa Wisata Jatiluwih.
Bali termasuk destinasi wisata yang masuk dalam Fodor's No List 2024. Fodor’s Travel memasukkan Bali dalam daftar tujuan wisata yang layak dihindari karena menilai perkembangan cepat industri pariwisata di pulau itu telah menimbulkan tekanan besar terhadap lingkungannya.
Publikasi wisata itu antara lain menyoroti pantai-pantai di Bali yang dulunya bersih seperti Kuta dan Seminyak kini sudah penuh dengan tumpukan sampah.
Menurut Fodor’s Travel, pembangunan yang cepat dan tidak terkendali yang didorong oleh pariwisata yang berlebihan telah menimbulkan dampak negatif pada habitat alami Bali, mengikis warisan lingkungan dan budaya, dan menciptakan "kiamat plastik".
Berita Trending
- 1 Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM-Pekerja Migran
- 2 Usut Tuntas, Kejati DKI Berhasil Selamatkan Uang Negara Rp317 Miliar pada 2024
- 3 Pemkot Surabaya Mengajak UMKM Terlibat dalam Program MBG
- 4 Antisipasi Penyimpangan, Kemenag dan KPAI Perkuat Kerja Sama Pencegahan Kekerasan Seksual
- 5 Seekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Riau mati
Berita Terkini
- Bersiap untuk Kembali Macet, 509.473 Kendaraan Kembali ke Jabotabek
- Banyak Sekali, Terjadi 360 Bencana Ekologis di Sulsel Selama 2024
- Gara-gara Diblokir Kesepakatan dalam Pembelian US Steel, Nippon Jepang Marah dan Akan Gugat AS
- Kalau Perlu Ditenggelamkan, Kapal Ikan Asing Berbendera Vanuatu Ditangkap di Perairan Bintan
- Semoga Bisa Terwujud, KKP Siapkan Strategi Capai Swasembada Garam di 2027